Senin, 06 Februari 2017

Tahap-Tahap Perjalanan Manusia Setelah Mati
Ilustrasi
Mati adalah sesuatu yang pasti bagi tiap-tiap makhluk yang bernyawa, begitulah janji Allah. Kehidupan yang kita jalani di dunia ini hanyalah salah satu hiburan dan tempat singgah sementara saja, karena masih ada rentetan perjalanan panjang yang harus kita lewati setelah kehidupan ini.

Dalam Islam, kita percaya akan kehidupan setelah mati. Yang dimaksud kehidupan setelah mati dalam Islam bukanlah seperti yang kita jalani di dunia ini, bukan juga sebuah reinkarnasi. Namun yang dimaksud kehidupan setelah mati dalam Islam adalah kehidupan yang akan dijalani dengan kekal abadi di akhirat.

Namun, sebelum menuju kehidupan kekal di akhirat sekarang ini kita hidup di dunia ini. Dan di dunia ini kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk beribadah dan berbuat amal baik, karena hal itu akan bermanfaat di akhirat kelak.

Untuk itu, sebelum kita menuju akhirat sangat penting bagi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, baik dalam hal ibadah maupun yang lainnya. Selain itu, kita juga harus mentaati apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala yang dilarang dan diharamkan-Nya. Karena hal itu dapat menyelamatkan kita di hari pembalasan kelak, karena setelah mati ada banyak tahapan dan perjalanan yang akan kita lalui dan tahap-tahap perjalanan manusia setelah mati akan dimulai dari tahap berikut ini.

1. Alam Kubur

Setelah mati, perjalanan yang akan kita lalui adalah perjalanan menuju alam kubur. Alam kubur adalah tempat singgah pertama yang akan kita singgahi setelah mati.

Dialam kubur inilah, kita sebagai manusia sudah bisa tahu dimana kita akan tinggal kelak di akhirat. Karena di alam kubur orang-orang kafir, munafik, dan golongan mukmin yang berbuat dosa akan mendapatkan siksa didalamnya, inilah yang dimana siksa kubur.

Orang mukmin yang disiksa didalam kubur itu karena minimnya pengetahuan mereka tentang Allah SWT. Mereka percaya bahwa Allah adalah Tuhan mereka, namun mereka suka meninggalkan perintah-Nya tapi malah menjalankan larangan-Nya.

Kita akan berada di alam kubur hingga kita dibangkitkan kembali pada hari kebangkitan.

2. Hari Kebangkitan

Hari kebangkitan akan dimulai ketika malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang menandakan kebangkita manusia dari kematiannya atas perintah dan izin Allah SWT.
Pada saat dibangkitkan dari kematian, manusia datang dengan berbondong-bondong dengan rupa dan keadaan yang berbeda-beda untuk menunggu keputusan dari pengadilan Allah.
Pada saat itu, kita akan diadili dalam pengadilan yang seadil-adilnya, karena sekecil apapun kebaikan atau kejahatan akan mendapatkan balasannya disana.

3. Padang Mahsyar

Padang Mahsyar adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah.

Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.

4. Hisab

Yaumul hisab atau hari perhitungan amal adalah hari dimana Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal mereka. Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka." [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]

Disinilah tahap yang paling menentukan nasib kita kelak, karena apabila hisab kita menunjukkan amal baik yang lebih tinggi maka kita akan selamat. Namun berbeda dengan orang-orang kafir dan orang yang banyak dosanya, mereka akan celaka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:

Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.)

Kemudian 'Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa." [Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi]

5. Melintasi Jembatan Sirath

Semua manusia akan akan melintasi jembatan ini. Jembatan Sirath adalah jembatan yang membentang di atas neraka, dan jembatan inilah jalan satu-satunya menuju surga.

Orang-orang yang memiliki amal shaleh akan dengan mudah melewati jembatan sirath ini, namun bagi mereka orang-orang kafir, mereka tidak akan bisa melewatinya dan mereka akan jatuh kedalam neraka dan mereka kekal didalamnya.

Disinilah penentuan akhirnya, yaitu surga atau neraka. Karena jika kita dapat melewatinya maka kita akan hidup di surga yang penuh dengan kenikmatan dan kekal didalamnya. Dan sebaliknya, apabila kita tidak dapat melewatinya maka kita akan menjadi penghuni neraka, Na'udzubillah.

Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa seluruh umat mukmin akan masuk kedalam surga, namun jika mereka ada yang memiliki dosa maka dosa-dosanya akan dilebur terlebih dahulu dineraka sebelum Allah memasukkannya kedalam surga.

Semoga ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.