Jumat, 10 Februari 2017

Hasil gambar untuk nabi ibrahim dan ayahnya

Didalam cerita Nabi Muhammad SAW bahwa suatu saat nanti, kelak di akhirat Nabi Ibrahim akan bertemu dengan ayahnya. Sebelum Nabi Ibrahim meninggalkan ayahnya terjadi perdebatan antara Nabi Ibrahim dengan Ayahnya.

Kisah Nabi Ibrahim Sebelum Meninggalkan Ayahnya

Berikut kutipan kisahnya bahwa Ayah Nabi Ibrahim AS adalah seorang pembuat patung berhala untuk disembah. Sebagai Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Sebelum ia mendakwahkan Agama kepada Kaumnya maka sebaiknya terlebih dahulu ia memutuskan untuk mendakwahkan agama terhadap ayah kandungnya, agar diakhirat kelak ayahnya bisa selamat dan tidak menyesal dengan siksa Allah.

Selayaknya seorang Anak yang mencintai Ayahnya, ia memberikan Nasehat Agama yang lembut untuk menyadarkan ayahnya dari perbuatan yang sangat menyimpang tersebut. Namun ucapannya Anaknya, ditentang oleh ayahnya. Bahkan ia memberikan ancaman untuk merajamnya jika tidak berhenti menghina, Tuhan yang dibuatnya.

Dengan lembut Nabi Ibrahim membalasnya dengan ucapan yang diabadikan didalam Al Qur’an ““Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.—Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”. (QS. Maryam: 47-48)


KisahNabi Ibrahim Bertemu Ayahnya Diakhirat

Sekian lama tidak berjumpa lagi, ternyata mereka dipertemukan diakhirat oleh Allah SWT. Menurut cerita Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Nabi Bersabda :
"Nabi Ibrahim AS, bertemu dengan ayahnya Azar pada hari kiamat, ketika itu wajah Azar ada debu hitam, lalu Ibrahim berkata pada Ayahnya : "Bukankah sudah aku katakan kepada Ayah, agar Ayah tidak menentang aku ?, Ayahnya berkata : "Hari ini aku tidak akan menentangmu". Kemudian Ibrahim berkata : "Wahai Rabb Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku di hari berbangkit, lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keberadaan Bapakku yg jauh dariku?".

Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir". Lalu dikatakan kepada Ibrahim : "Wahai Ibrahim apa yg ada di kedua telapak kakimu?", maka Ibrahim melihatnya yg ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor yang terlihat sedang tertunduk, lalu kakinya diikat lalu dilemparkan ke Neraka ".

Sungguh sangat menyesal Ayah Nabi Ibrahim, ketika ia dipertemukan dengan Anaknya. Ia baru meyakini kebenaran Agama yang dibawa oleh anaknya. Namun apa hendak dikata, doa seorang Nabi tidak akan mampu merubah keputusan Allah Ta’ala.  

Ingat Surga Tidak diperuntukkan bagi Orang-orang Kafir. Anjing Yang Kotor itu adalah perumpamaan bahwa surga tidak diperuntukkan bagi makhluk yang kotor. Maka sungguh Sedih dan Memilukan jika Ada Keluarga kita Mati dalam Keadaan Kafir. Mereka tidak akan bisa masuk kedalam surganya Allah selamanya. Bahkan mereka berada dalam siksanya Allah.

Setiap orang kafir yang baru meninggal, Sungguh bermulalah Penyesalan yang dahsyat dan tiada Akhirnya…
(Ya Allah.. Masukkan Kami bersama orang yang selamat).

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.