Senin, 13 Februari 2017

Malaikat Maut pernah menangis saat mencabut nyawa seorang wanita. Kisahnya yang mengharukan tercatat dalam Tadzkirah oleh Imam Qurthubi.
Aku pernah menangis saat mencabut nyawa seorang wanita,  kata Malaikat Maut. Saat itu ia barusan melahirkan di padang pasir. Saya menangis saat mencabut nyawanya lantaran mendengar bayi itu menangis serta tak ada seseorang ada pula disana. 

Tak ada sepengetahuan Malaikat Maut, karena ia hanya ditugaskan untuk mencabut nyawa, Allah Subhanahu wa Ta'ala lantas menyelamatkan bayi itu dengan langkahnya hingga lantas ia tumbuh besar serta jadi seorang ulama yang dicintaiNya.
Dalam narasi yang lain diceritakan narasi yang berbeda. Malaikat Maut ditugaskan mencabut nyawa seorang wanita yang terbenam di sungai. Yang membuatnya menangis, wanita itu memiliki dua anak yang masih tetap kecil. Ke-2 anak itu tak ditakdirkan wafat dunia hingga mereka selamat hingga ke tepian, bahkan Malaikat Maut ikut membantunya menepi.
Saksikan dua anak yang masihlah kecil itu, Malaikat Maut menangis karena ia mesti mencabut nyawa ibunya. Mereka bakal jadi anak-anak sebatang kara.
Th. untuk th. berlalu, dua anak itu selanjutnya tumbuh dewasa. Serta dengan izin Allah, ke-2 anak itu keduanya sama jadi raja di dua daerah yang berbeda.
  •  Kita tidak pernah tahu kapan Malaikat Maut bakal tiba mencabut nyawa. Satu yang tentu, akan tidak ada yang dapat memajukan serta
tunda kematian sesaatpun
ketika
Allah sudah memutuskan waktunya.

Masing-masing umat mempunyai batas saat ; jadi jika telah datang
waktunya
mereka tidak bisa mengundurkannya
barang sesaatpun serta tak dapat
 (juga)
memajukannya. (QS. Al A'raf : 34)

Katakanlah : Aku tak berkuasa mendatangkan kemudharatan serta tdk (juga) faedah pada diriku, namun apa yang dikehendaki Allah. Semasing umat mempunyai ajal. Jika telah datang ajal mereka, jadi mereka tak dapat mengundurkannya barang sesaatpun serta tidak (juga) mengutamakan (nya). (QS. Yunus : 49)

Serta Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang bila sudah datang saat kematiannya. Serta Allah Maha Tahu apa yang anda kerjakan.  (QS. Al Munafiqun : 11)
Bahkan juga walaupun Malaikat Maut iba juga, hal sejenis itu takkan tunda kematian yang telah dijadwalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'la.
Tetapi, kita juga tidak dapat begitu takut dengan hari esok anak-anak serta keturunan kita. Mereka hidup, tumbuh serta besar tidaklah karena kita tetapi atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti cerita di atas, bahkan ditinggal oleh orangtuanya walau, Allah yang bakal bikin perlindungan mereka.
  • Yang jadi butuh kita buat persiapan serta lebih kita cermati yaitu bekal kita hadapi kematian. Siapkah kita hadapi alam barzakh. Siapkah kita hadapi hari kebangkita. Siapkah kita hadapi yaumul hisab saat semua amal kita dibuka dihadapan semua makhluk. Sudahkah kita pikirkan, jika Malaikat Maut datang melalui langkah mendadak pada kita, di mana tempat tinggal kita kelak ; surga atau neraka?

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.