Senin, 06 Februari 2017

Hasil gambar untuk doa terkabul

Salah satu amalan pembuka rezeki yang ampuh adalah dengan doa. Doa sebagaimana sabda Baginda Nabi SAW adalah senjata orang mukmin dan inti dari ibadah (At-Tirmidzi). Doa adalah ibadah, dan Allah sangat mencintai  hambaNya  yang  berdoa  kepada-Nya. Berdoa  hukumnya  sunah. Memperbanyak doa berarti menambah banyak pahala dan kebaikan. Barangsiapa  tidak  berdoa kepada  Allah  berarti  ia  telah meninggalkan kebaikan yang banyak. Apabila ia meninggalkan doa karena merasa sombong dan tidak butuh Allah, wah itu lebih parah lagi..

Doa dalam Islam adalah sebuah amalan yang istimewa. Ia pun termasuk amalan pembuka pintu rezeki yang dapat diandalkan dan salah satu amalan dari ayat seribu dinar yang kami anjurkan. Allah pun menerangkan bahwasanya Dia malu apabila ada hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya sambil mengangkat kedua tangannya sedangkan Dia mengembalikan tangan hamba-Nya dalam keadaan hampa. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa agar doa kita diperhatikan dan dikabulkan. Dibawah ini kami tuliskan beberapa hal yang menjadi sebab terkabulnya sebuah doa. InsyaAllah jika kita memenuhi hal tersebut mudah-mudahan permohonan kita diijabah oleh Allah. Namun anda masih perlu untuk memenuhi syarat terkabulnya doa, waktu-waktu mustajabnya doa, dan beberapa hal lainnya yang bisa anda temukan di situs-situs lainnya di internet.

Kunci Terkabulnya Doa

Sesungguhnya salah satu kunci terkabulnya doa adalah ketika hati seorang hamba sangat berharap kepada Allah dan berprasangka baik kepada Allah. 

Jadi dua hal yang harus ada dalam hati kita adalah :
1. Hati yang berpengharapan kepada Allah.
2. Hati yang berprasangka baik kepada Allah.

Dalam al-Qur'an disebutkan


Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu´ kepada Kami.  (QS.Al-Anbiyaa' : 90)

Firman Allah ini menjelaskan tentang dikabulkannya doa Nabi Zakariya, dimana Allah mensifati doa tersebut dengan penuh harap dan takut kepada Allah.


Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS An-Naml : 62)

Maksudnya, waktu doa yang mustajabah adalah doanya orang-orang pada waktu mereka terdesak dalam kesulitan, karena saat itu mereka benar-benar sedang berharap pada pertolongan Allah.

Diriwayatkan dari Anas ra., bahwa suatu ketika Rasulullah SAW pernah masuk menemui seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Maka beliau SAW bertanya,"Bagaimana kondisi hatimu?" Ia berkata,"Aku mendapati hatiku takut akan dosa-dosaku dan aku mengharapkan rahmat Tuhanku." Lalu beliau SAW bersabda,"Tidaklah berkumpul dua hal tersebut (takut dan harap) dalam hati seorang hamba dalam keadaan ini, kecuali Allah akan memberi apa yang diharapkannya dan mengamankan dari apa yang ia takutkan." (HR Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah)

------------
Ini artinya, bila dalam berdoa kita mampu menghadirkan rasa harap dan takut kepada Allah, maka doa kita itu tentu akan dikabulkan oleh Allah.
------------

Dalam sebuah hadis Qudsi Allah SWT, berfirman,"Aku adalah tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia menyangka baik maka ia akan memperoleh kebaikan. Dan jika ia menyangka buruk, maka ia akan mendapatkan keburukan" (HR. Baihaki dan Ibnu Hibban)

Artinya, Allah akan mengikuti prasangka hamba-Nya kepada-Nya. Bila seorang hamba berprasangka baik kepada Allah bahwa Dia memperhatikan doanya dan yakin bahwa hanya Allah sebaik-sebaik tempat memohon pertolongan, maka cepat atau lambat ia akan mendapatkan rahmat-Nya itu. Sebaliknya bila seorang hamba berprasangka buruk dengan meragukan Allah akan mengabulkan permohonannya atau tidak yakin bahwa masalahnya bisa diangkat dengan pertolongan Allah, maka bisa jadi selamanya keinginannya itu tidak akan terkabul. 

Ibnu Mas'ud berkata,"Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, tidaklah seorang hamba diberi sesuatu yang lebih baik daripada berbaik sangka kepada Allah. Demi Allah yang tiada tuhan melainkan Dia, tidaklah seorang hamba berprasangka baik kecuali Allah akan memberi apa yang disangkanya itu. Demikian itu karena kebaikan ada pada kedua tangan Nya."

Tergantung prasangka kita kepada-Nya, oleh karenanya berbaik sangka lah kepada Allah. Sungguh Allah adalah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah adalah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya. Maha Mendengar dan Sebaik-baik tempat bersandar dan sebaik-baik tempat untuk dimintai pertolongan. Tidak akan kecewa seorang hamba yang menjadikan Allah sebagai wakil dan penolongnya.

Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman :

"Sungguh Aku mendapatkan diri-Ku malu pada hamba-Ku yang mengangkat (kedua tangannya) kepada-Ku kemudian Aku mengembalikan kedua tangannya itu dalam keadaan hampa. Para malaikat berkata,"Wahai Tuhan kami, dia bukan termasuk ahlinya." Allah berfirman,"Tetapi Aku ahli takwa dan ahli maghfirah. Aku menyaksikan kepada kalian semua bahwa Aku telah mengampuninya." (HR Al Hakim)

Seorang ulama dan ahli ibadah, Tsabit Al-Bannani, pernah berkata kepada teman-temannya,"Sungguh aku mengetahui kapan Tuhanku ingat kepadaku" Lalu mereka pun terkejut dan bertanya,"Kamu mengetahui kapan Tuhanmu ingat kepadamu?" Ia menjawab,"Ya" Mereka bertanya,"Kapan hal itu terjadi?" Ia menjawab,"Ketika aku mengingat Nya maka Dia pun mengingatku." Dia berkata,"Dan aku juga mengetahui kapan Tuhanku mengabulkan doaku." Maka mereka pun bertanya kembali,"Kamu mengetahui kapan Tuhanmu mengabulkan doamu? Kapankah dan bagaimanakah kamu dapat mengetahui hal itu?" Ia kemudian menjawab,"Ketika hatiku merasa takut, kulitku merinding, kedua mataku mengeluarkan air mata, dan dibukakan doa bagiku, maka ketika itu aku mengetahui kalau doaku terkabul."

Dari hadis dan kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kunci terkabulnya doa diantaranya adalah :
1. Prasangka baik kepada Allah.
2. Hati yang takut kepada Allah dan penuh harap akan pertolongan-Nya.

Namun perlu kita perhatikan juga beberapa syarat yang harus kita penuhi agar doa kita diperhatikan Allah. Diantaranya adalah :
1. Senantiasa memenuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
2. Memperhatikan waktu-waktu mustajabnya doa.

Allah telah menjelaskan agar kita berdoa kepadaNya, disertai dengan memenuhi seruan-Nya, terikat dengan syariat-Nya, dan mengikuti Rasul-Nya. Allah berfirman:

"Dan  hendaklah  kamu  memenuhi  seruan-Ku  dan  berimanlah kepada-Ku agar kamu mendapatkan petunjuk”  (QS al-Baqarah : 186).

Dalam ayat diatas terdapat keterangan bahwa seorang hamba wajib hukumnya untuk selalu memenuhi seruan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Apabila ia tidak memenuhi perintah Allah dan sering melanggar larangan Allah maka hal tersebut bisa menjelma sebagai penghalang doa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Ia berdoa kepada Allah, tapi makanan dan minumannya dari barang yang diharamkan, maka bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya. (HR. Muslim).

Oleh karena itu apabila kita banyak berbuat dosa dan maksiat, ada baiknya untuk istighfar dan bertaubat kepada Allah terlebih dulu.

Sedangkan waktu yang paling utama  untuk berdoa  adalah  di  saat sujud, di tengah malam, dan setelah shalat wajib. 

Rasulullah saw. bersabda,"Posisi seorang hamba yang paling dekat dari Tuhannya ialah pada saat ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu." (HR Muslim)

Abû Umamah  berkata,  “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, doa manakah yang paling didengar oleh Allah?” Rasulullah SAW menjawab,"Doa di tengah malam dan setelah shalat wajib." (HR Tirmidzi)

Begitu juga berdoa di bulan Ramadhan mempunyai pahala yang sangat besar. At-Tirmidzi telah mengeluarkan sebuah hadits, ia  berkata, “Hadits ini hasan.” Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:

"Ada tiga orang yang doanya tidak akan di tolak, yaitu orang yang shaum hingga buka, imam yang adil, dan doa orang yang dizhalimi. Allah akan mengangkat doanya hingga ada di atas awan dan akan dibukakan baginya pintu-pintu langit. Dan Allah pun berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu kapan saja.”

Namun Allah SWT dan Rasulullah SAW sudah mewanti-wanti umat Islam agar kita tidak tergesa-gesa dalam berdoa kepada Allah. 

Sebagaimana sabda beliau SAW :

"Seorang  hamba  yang berdoa  akan  terus  menerus  dikabulkan doanya selama  ia tidak berdoa dengan dosa  dan memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa ingin cepat dikabulkan." Para sahabat bertanya kepada Nabi SAW,“Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa ingin cepat-cepat dikabulkan?” Rasulullah SAW bersabda,“Yaitu ketika ia berkata,‘aku telah berdoa, aku telah berdoa, tapi aku tidak melihat doaku dikabulkan.’ Kemudian ia mengeluh karenanya, dan akhirnya meninggalkan doanya.” (HR. Muslim)

Hal yang perlu dicatat juga adalah keberadaan doa sebagai suatu ibadah tidak berarti bahwa kita boleh meninggalkan hukum kausalitas. Sirah Rasulullah SAW adalah bukti yang nyata akan hal ini.

Sebagai contoh, Rasulullah SAW telah menyiapkan pasukan untuk perang Badar. Beliau mengatur pasukan masing-masing di tempatnya. Beliau juga telah menyiapkan mereka dengan persiapan yang baik. Kemudian setelah itu beliau masuk ke bangsalnya seraya meminta pertolongan kepada Allah. Beliau pada saat itu banyak sekali berdoa, hingga Abû Bakar berkata,“Wahai Rasulullah!, sebagian dari doamu ini telah cukup.

--------------
Jadi,  berdoa tidak  berarti  meninggalkan  usaha  dengan menjalani kaidah kausalitas, melainkan  doa itu harus senantisa menyertai setiap usaha dengan tetap menjalani kaidah kausalitas.
--------------

Namun bagaimana jika sudah memohon kepada Allah lama sekali namun tak kunjung dikabulkan? Apakah doa kita ditolak oleh Allah?

Inilah jawaban dari Baginda Rasulullah SAW :

"Tak seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang di dalamnya tidak dosa dan memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga perkara, yaitu bisa jadi Allah akan mempercepat terkabulnya doa itu saat di dunia; atau Allah akan menyimpan terkabulnya doa di akhirat kelak, dan bisa jadi Allah akan memalingkan keburukan darinya  sesuai dengan kadar  doanya." Para sahabat berkata,“Kalau  begitu  kami  akan memperbanyak doa.” Rasulullah SAW bersabda,“Allah akan lebih banyak  lagi  (mengabulkannya).” ( HR.  Ahmad,  al-Bukhâri dalam al-Adab al-Mufrad)


Wallahu a'lam bishowab

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.