Kamis, 09 Februari 2017

  Gambar terkait
Saudaraku, sidang pembaca yang budiman, kembali kita berjumpa (lewat tulisan) kali ini dakwah saya sesuai judul artikel (religius) ini tersebut diatas. Semoga menyejukkan dan dapat menjadi penawar bagi kita sebagai pecinta-pecinta bacaan bernafaskan Islam. Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 92Allah SWT berfirman (artinya) : ”Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi, membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya….” (QS. An’am : 92).
            Saudaraku, ayat tersebut diatas menegaskan kepada kita bahwa selain Al-Qur’an, Allah SWT juga telah menurunkan kitab-kitab suci kepada Rasul-rasulNya yang Dia utus sebelum Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat islam kita memang tidak hanya diwajibkan untuk mengimani Al-Qur’an, tetapi jugamengimani kitab-kitab yang turun sebelumnya. Sebab Al-Qur’an sendirimembenarkan adanya kitab-kitab tersebut. Bahkan kepada wahyu Allah yangtidak dibukukan (tidak menjadi kitab) pun kita harus mengimaninya, karena Al-Qur’an membenarkan keberadaannya. Saudaraku, kepada siapa sajakah kitab-kitab selain Al-Qur’an diturunkan? Lalu apa isinya? Dan bagaimana cara mengimaninya? Baiklah Saudaraku, lewat dakwah kita (melalui tulisan) ini kita simak pembahasan sesuai judul artikel (religius) tersebut diatas.
·              Apa itu pengertian Iman kepada Kitab – kitab Allah ?
Saudaraku, menurut bahasa iman itu adalah percaya dan membenarkan. Sedangkan menurut istilah, iman adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan amal perbuatan. Berdasarkan pengertian iman diatas, pengertian iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah itu benar – benar wahyu yang dirurunkan-Nya kepada para Rasul, tidak diragukan kebenaran isinya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya. Hukum beriman kepada kitab-kitab Allah adalah Fardhu ’Ain. Artinya kewajiban yang harus di tunaikan oleh setiap pribadi orang yang beriman, sama dengan kewajiban beriman kepada Allah, mendirikan shalat lima waktu, dan sebagainya. Dengan demikian, orang yang tidak mengimani kitab-kitab Allah tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman, bahkan bisa dikatakan murtad (keluar dari agama Islam). Adapun dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada para Nabi dan kewajiban kita mengimaninya antara lain surat Al-Baqarah ayat 213 sebagai berikut :
”Manusia itu adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan) maka Allah SWTmengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan dan menurunkan bersama mereka kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (itu). Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang-orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah : 213).
            Saudaraku, ayat diatas mengandung beberapa penjelasan, antara lain sebagai berikut :
a.            Allah telah benar-benar menurunkan kitab-kitab kepada para Nabi
b.           Dengan kitab-kitab tersebut Allah memberikan khabar gembira dan peringatan
c.            Tujuan diturunkannya kitab-kitab adalah agar menjadi petunjuk kejalan yang lurus dan menjadi landasan dalam memutuskan setiap perkara
·        Bagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah itu?
Sidang pembaca, tahukah antum bahwa hidup ini penuh dengan cara-caraatau kiat. Kalau ingin pintar, caranya adalah dengan belajar, ingin kaya caranya adalah harus hemat dan bekerja keras, ingin dihormati caranya adalah kita harus terlebih dahulu menghormati orang dan sebagainya. Kalau kita ingin berimankepada kitab-kitab Allah ada dua cara seperti berikut :
I.        Beriman kepada kitab-kitab Allah sebelum Al-Qur’an caranya adalah :
a.            Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para Rasul
b.            Meyakini kebenaran isinya
II.      Beriman kepada Al-Qur’an, caranya adalah :
a.            Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad SAW
b.           Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun
c.            Mempelajari, memahami dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
d.           Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Sementara perbedaan cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dankepada Al-Qur’an sendiri disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut :
1.            Masa berlaku kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2.            Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an berlaku terbatas pada satu umat saja, yakni umat yang hidup pada masa dan wilayah tertentu. Misalnya, kitab Taurat untuk umat Nabi Musa dan untuk kaum Bani Israil
3.            Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Qur’an telah termuat dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, jika kita dapat mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an secara sempurna, maka itu berarti kita juga telah mengamalkan isi pokok kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an.
·        Secara garis besar isi Kitab-kitab Allah meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a.            Berisi ajaran tentang tauhid (keesaan Allah)
b.           Mengajarkan aqidah (keimanan) yang benar
c.            Berisi hukum-hukum dan peraturan Allah
d.           Berisi janji tentang pahala dan ancaman Allah
e.            Memuat perintah dan larangan Allah
f.              Berisi kisah tentang umat manusia terdahulu agar menjadi pelajaran (i’tibar)
·        Apa Itu Pengertian Kitab Dan Apa Itu Pengertian Shuhuf ?
Menurut bahasa kata kitab memiliki dua pengertian, Pertama, berarti perintah. Kedua, berarti tulisan diatas kertas. Sedangkan yang dimaksud kitab Allah adalah wahyu yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul yang berisi pedoman hidup bagi umatnya dan telah dibukukan. Adapun kitab-kitab Allah yang wajib kita imani ada empat kitab, sebagai berikut :
A.           Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil
Sesuai Firman Allah SWT :
”Dan Kami berikan kepada Musa kitab (taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman) : ”Jangan kamu mengambil penolong selain Aku.” (QS. Al-Isra’ : 2)
·        Adapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut :
1.            Kewajiban meyakini keesaan Allah
2.            Larangan menyembah berhala
3.            Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia
4.            Supaya mensucikan hari sabtu (sabat)
5.            Menghormati kedua orang tua
6.            Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar
7.            Larangan berbuat zina
8.            Larangan mencuri
9.            Larangan menjadi saksi palsu
10.       Larangan mengambil hak orang lain
B.          Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As untuk disampaikan dan dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umatnya.
·              Perhatikan Firman Allah SWT :
”…….. Dan Kami berikan Zabur kepada Nabi Daud.” (QS. Al-Isra’ : 55)
            Menurut keterangan, kitab Zabur (Mazmur) ini berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Juga berisi dzikir, do’a, nasihat dan kata-kata hikmah. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada kitab Perjanjian Lama yang terdiri atas150 pasal
C.          Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israil
·              Allah SWT berfirman :
”Dan Kami inginkan jejak mereka (Nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah : 46)
·        Kitab Injil memuat beberapa ajaran pokok antara lain sebagai berikut :
1.      Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni
2.      Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat
3.      Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)
4.      Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.
D.          Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bangsa Arab
·        Perhatikan Firman Allah SWT :
”Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan bahasa Arab, agar kamu memikirnya.” (QS. Yusuf : 2)
            Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir isinya meliputi seluruh kitab-kitab terdahulu dan melengkapi aturan-aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah itu mengandung ajaran yang sama, yaitu ajaran tentang tauhid atau mengesakan Allah. Selain itu, tujuan diturunkannya kitab-kitab tersebut adalah agar menjadi pedoman hidup guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Yang membedakannya hanya tentang tata cara atau syari’atnya, disebabkan adanya perbedaan waktu dan tempat.
·        Selain empat kitab tersebut diatas, Allah SWT juga menurunkan wahyu dalam bentuk shuhuf. Shuhuf adalah lembaran-lembaran berisi firman Allah yang diturunkan kepada para Nabi atau Rasul. Shuhuf berisi tentang hukum dasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan agama bagi Nabi atau Rasul yang telah diberi shuhuf tersebut.
·        Allah SWT berfirman :
”Sesungguhnya ini benar – benar terdapat dalam kitab Allah yang dahulu (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al- A’la : 18-19)
Dalam ayat ini memang tidak dibedakan antara kitab dan shuhuf. Tetapi Nabi Muhammad SAW membedakannya dengan menyuruh sahabatnya untuk menuliskan ayat pada pelepah kurma, kulit atau tulang hewan. Lembaran pelepah kurma, kulit dan tulang hewan yang terpisah – pisah inilah yang dimaksud dengan shuhuf. Sedangkan pada masa Nabi Ibrahim dan Musa, pengertian shuhuf itu adalah satu surat dalam Al-Qur’an sehingga kitab Al-Qur’an terdiri atas 114shuhuf (surat). Ini menunjukkan bahwa pengertian kitan dan shuhuf dapat dibedakan.
·              Adapun perbedaannya sebagai berikut :
a.            Kitab isinya lebih lengkap daripada shuhuf
b.           Kitab adalah wahyu yang sudah dibukukan sedang shuhuf tidak dibukukan
c.            Kitab diturunkan kepada seorang Rasul dan wajib disampaikan kepada umatnya, sedang shuhuf bisa di berikan kepada seorang Nabi bukan Rasul dan tidak wajib menyampaikan pada pengikutnya.
·              Beberapa Nabi yang telah menerima shuhuf dari Allah sebagai berikut :
a.            Nabi Idris As menerima 30 shuhuf
b.           Nabi Sits As menerima 50 shuhuf
c.            Nabi Ibarahim As menerima 10 shuhuf
d.           Nabi Musa As menerima 10 Shuhuf
            Saudaraku, sidang pembaca yang budiman. Kita sebagai manusia, sebagai hamba Allah dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini memerlukan aturan agar hidup kita bisa teratur, agar kita tidak tersesat dan aturan serta tuntunan itu harus dijamin kebenarannya dan tidak berubah-ubah dan memiliki kebenaran mutlak adalah kitab Allah yang ditetapkan dan diturunkan oleh Dzat Yang Maha Sempurna. Dan dengan kitab Allah itulah manusia memperoleh pedoman dan pegangan hidup yang dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Oleh karena itu kita wajib mengimani kitab Allah, dengan beriman kepada kitab – kitab Allah memberikan pengaruh positif bagi manusia.
·              Adapun Fungsinya sebagai berikut :
1.      Manusia bisa hidup bahagia di dunia maupun di akhirat, karena telah memiliki tuntunan yang jelas
2.      Manusia bisa menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya
3.      Manusia memperoleh penjelasan tentang janji-jani dan ancaman Allah
4.      Manusia semakin meyakini kerasulan seorang utusan Allah
5.      Menjadikan manusia berpikir dan berbuat positif
6.      Mendapatkan informasi tentang hal-hal gaib yang terjangkau oleh akal
7.      Manusia dapat menemukan ketenangan dan ketentraman jiwa
Saudaraku, akhir dari dakwah ini yakinlah bahwa dengan menjadikan kitab – kitab Allah sebagai pedoman hidup, berarti kita telah mengimaninya. Jika kita telah mengimaninya maka pengaruh – pengaruh positif seeprti diatas akan kita rasakan dan lebih dari itu, ridho Allah senantiasa menaungi perjalanan hidup kita…

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.