Senin, 06 Februari 2017

Hasil gambar untuk lalat
asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi
Thariq bin Syihab radhiallahu’anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”
Para sahabat radhiallahu’anhum bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?”
Rasul shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Ada dua orang berjalan melewati sekelompok orang yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan memberikan tumbal atau mempersembahkan qurban untuknya lebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu diantara kedua orang tadi, ‘Persembahkanlah sesuatu untuknya.’ Ia menjawab, ‘Aku tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan untuknya.’ Mereka berkata lagi, ‘Persembahkan untuknya walaupun dengan seekor lalat.’ Maka iapun persembahkan untuk berhala itu seekor lalat, maka mereka melepaskannya untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka karenanya. Kemudian mereka berkata lagi pada seseorang yang lain, ‘Persembahkalah untuknya sesuatu.’ Ia menjawab, ‘Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah Azza wajalla!’ Maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Nu’aim. Hadits mauquf dari Thariq bin Syihab dari Salman al-Farisi radhiallahu’anhuma dengan sanad yang shahih)
Penjelasan per-kata
Berhala: sesuatu yang disembah berupa gambar atau patung.
Tumbal atau qurban: mempersembahkan sesuatu dalam rangka mendekatkan diri kepadanya.
Maka merekapun memenggal lehernya: yakn mereka membunuhnya.
Penjelasan global
Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam mengkabarkan kepada kita bahwasanya ada dua orang yang bisa jadi mereka adalah dari kalangan bani Israil tatkala dalam perjalanan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala. Agar dapat melintasi tempat itu, kaum tersebut meminta mereka untuk memberikan tumbal atau mempersembahkan qurban untuk berhala tersebut dengan apapun meskipun kecil gak apa-apa.
Salah satu dari keduanya memberi tumbal seekor lalat, maka Allah Azza wajalla menetapkan untuknya masuk ke dalam neraka karenanya. Adapun satunya lagi tidak mau memberinya tumbal atau qurban karena kekuatan imannya dan kesempurnaan tauhidnya, maka mereka membunuhnya, lalu orang ini dimasukkan ke dalam surga oleh Allah Azza wajalla.
Faidah hadits ini
1. Bahayanya syirik meskipun dengan sesuatu yang kecil.
2. Bahwasanya surga dan neraka sudah ada.
3. Bahwasanya maksud terbesar adalah amalan qalbu (niat mempersembahkan qurban) sampai-sampai teranggap ia beribadah kepada berhala.
4. Dekatnya surga dan neraka dengan seorang insan.
5. Peringatan dari dosa, meskipun terlihat kecil (aaah cuman seekor lalat) eiitt jangan menganggapnya remeh.
6. Penjelasan akan luasnya ampunan Allah Azza wajalla dan betapa dahsyat siksaan-Nya.
7. Bahwasanya amalan itu tergantung akhir kesudahannya (husnul khatimah atau su’ul khatimah).
Hadits ini sebagai dalil atas haramnya menyembelih hewan qurban atau mempersembahkan tumbal dalam rangka mendekatkan diri dan mengagungkan sesuatu selain Allah Azza wajalla. Hal ini karena menyembelih hewan qurban adalah jenis ibadah. Dan memalingkan ibadah untuk selain Allah Azza wajalla merupakan perbuatan syirik.
[Dinukil dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Penulis asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi, hal. 109-110]

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.