Minggu, 05 Februari 2017

Gambar terkait

Usman Bin Affan merupakan Disorientasi Seorang Sahabat Nabi yang terdekat, bahkan dia juga dijadikan oleh Rasulullah sebagai Menantunya. Usman Bin Affan merupakan saudagar yang kaya raya dikenal dengan kedermawanannya. Sifat nya santun, lembut, sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. di karenakan itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya.
Baiklah sobat, Berikut riwayat mengenai Karomah Usman Bin Affan RA

Kisah Pertama
Dalam kitab Al-Thabaqat, Taj al-Subki menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertamu kepada Usman Laki-laki tersebut baru aja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia menghayalkannya. Usman berkata kepada laki-laki itu, “Aku melihat ada bekas zina di matamu.” Laki-laki itu bertanya, “Apakah wahyu masih diturunkan setelah Rasulullah Saw wafat?” Usman menjawab, “tak, ini merupakan firasat seorang mukmin.” Usman r.a. mengatakan hal tersebut untuk mendidik dan menegur laki-laki itu supaya tak mengulangi apa yang telah dilakukannya.
Selanjutnya Taj al-Subki jelaskan bahwa apabila seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia Bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau Higienis. Maqam orang-orang seperti itu Bhineka. Ada yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor akan tetapi ia tak mengetahui sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi di karenakan mengetahui sebab kotornya, seperti Usman r.a. saat ada seorang laki-laki datang kepadanya, `Usman Bisa melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni di karenakan menghayalkan seorang perempuan.
Artinya, setiap maksiat itu kotor, dan menimbulkan noda hitam di hati sesuai kadar kemaksiatannya sehingga membuatnya kotor, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, “Sekali-kali tak demikian, sesungguhnya apa yang mereka kerjakan itu mengotori hati mereka (QS Al-Muthaffifin [83]: 14).
Semakin lama, kemaksiatan yang dilakukan membuat hati semakin kotor dan ternoda, sehingga membuat hati menjadi gelap dan menutup pintu-pintu cahaya, lalu hati menjadi mati, dan tak ada jalan lagi untuk bertobat, seperti dinyatakan dalam firman Nya, Dan hati mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tak mengetahui kebahagiaan beriman dan berjihad. (QS Al Taubah [9]: 87)
Sekecil apa pun kemaksiatan akan membuat hati kotor sesuai kadar kemaksiatan itu. Kotoran itu Bisa dibersihkan dengan memohon ampun (istighfar) atau perbuatan-perbuatan lain yang Bisa menghilangkannya. Hal tersebut hanya diketahui oleh orang yang mempunyai mata batin yang tajam seperti Usman bin `Affan, sehingga ia Bisa mengetahui kotoran hati meskipun kecil, di karenakan menghayalkan seorang perempuan merupakan dosa yang paling ringan, `Usman Bisa melihat kotoran hati itu dan mengetahui sebabnya. Ini merupakan maqam paling tinggi di antara maqam-maqam lainnya. Apabila dosa kecil ditambah dosa kecil lainnya, maka akan bertambah pula kekotoran hatinya, dan apabila dosa itu semakin banyak maka akan membuat hatinya gelap. Orang yang mempunyai mata hati akan mampu melihat hal ini. Apabila kita bertemu dengan orang yang penuh dosa hingga gelap hatinya, akan tetapi kita tak mampu mengetahui hal tersebut, berarti dalam hati kita masih ada penghalang yang membuat kita tak mampu melihat hal tersebut, di karenakan orang yang mata hatinya jernih dan tajam pasti akan mampu melihat dosa-dosa orang tersebut.

Kisah-2
Ibnu `Umar r.a. menceritakan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Usman r.a. yang sedang berada di atas mimbar. Jahjah merebut tongkat Usman, lalu mematahkannya. Belum lewat setahun, Allah menimpakan penyakit yang menggerogoti tangan Jahjah, hingga merenggut kematiannya. (Riwayat Al-Barudi dan Ibnu Sakan)
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati `Usman yang sedang berkhutbah, merebut tongkat dari tangan `Usman, dan meletakkan di atas lututnya, lalu mematahkannya. Orang-orang menjerit. Allah lalu menimpakan penyakit di lutut Jahjah dan tak hingga setahun ia meninggal. (Riwayat Ibnu Sakan dari Falih bin Sulaiman yang saya kemukakan dalam kitab Hujjatullah `ala al-Alamin)

Kisah 3
Diceritakan bahwa Abdullah bin Salam mendatangi `Usman r.a. yang sedang dikurung dalam tahanan untuk mengucapkan salam kepadanya. Usman bercerita, “Selamat datang saudaraku. Aku melihat Rasulullah Saw dalam ventilasi kecil ini. Rasulullah bertanya, “Usman, apakah mereka mengurungmu?’ Aku menjawab, `Ya.’ Lalu beliau membagikan seember air kepadaku dan aku meminumnya hingga puas. Rasulullah berkata lagi, `Kalau kau mau bebas.niscaya engkau akan bebas, dan kalau kau mau makan bersama kami mari Empati kami.’ setelah itu aku memilih makan bersama mereka.” di hari itu juga, `Usman terbunuh.
Demikian Kisah Karomah Usman Bin Affan R.A sebagai bukti kemulian Yang Allah berikan padanya. Terutama mengenai firasat, para ulama mengatakan bahwa seseorang yang menjaga pandangannya dari segala kemaksiatan. Maka firasatnya akan tajam. Namun adakah kita yang selalu sentiasa menjaga Etos ?? Wallahu A’lam

Baca Juga Kisah Menarik Dibawah ini :
– Kisah Azan Terakhir Bilal RA Yang Mengharukan
– Sahabat Nabi Bertemu Wanita Tercantik Disurga
– saat Malaikat Penjaga Arsy Allah Lupa Bertasbih
– Kafir Setelah Dihidupkan Kembali Oleh Nabi Isa
– Kisah Mengharukan Pengemis Buta Yang Selalu Hina Rasulullah

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.