Senin, 27 Februari 2017

Alangkah sempurna Agama Islam sampai-sampai etika berhubungan antara suami dan istri pun di jelaskan dengan sangat detail, dimana berhubungan suami istri merupakan sebuah Ibadah yang dikhususkan kepada orang yang sudah melewati pintu pernikahan ini memang merupakan salah satu kebutuhan biologis yang harus di penuhi oleh suami dan istri.  Untuk itu, ada beberapa pesan Rasulullah SAW untuk para wanita saat melayani suami di tempat tidur.



Inilah 9 Wasiat Rasulullah Saw Kepada Wanita Ketika Berhubungan Suami Istri :

1. Wasiat Pertama
Memberi nuansa kemesraan dengan penampilan. Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya akan membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jika engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri. (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, kecantikan dan kerapian istri sangat disukai suami. Maka pada saat akan beribadah di kamar, bersoleklah sebaik-baik penampilan yang disukai suami dan di ridhoi Allah SWT. Karena itu akan menambah nuansa kemesraan saat Berhubungan Suami Istri.

2. Wasiat Kedua
Mempesona setiap kali di pandang. Rasulullaah SAW bersabda:Istri yang terbaik ialah istri yang mempesonakanmu setiap kali kau pandang (HR. An-Nas)
akan melimpahkan pahala yang sangat besar.

3. Wasiat Ketiga
Memenuhi ajakan suami dengan segera. Rasulullah SAW bersabda:Bilamana seorang suami mengajak istrinya (untuk berhubungan suami istri), maka penuhilah dengan segera sekalipun istri sedang sibuk di dapur! (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Hasrat berhubungan memang sebuah kebutuhan biologis yang tidak bisa ditunda pemenuhannya (bagi suami-istri). Maka dari itu Allah SWT menciptakan makhluk-Nya serba berpasang-pasangat dengan salah satu alasannya yaitu agar manusia dapat dengan halal menyalurkan hasrat berhubungan suami istri kepada pasangan halalnya. Istri yang tidak memenuhi keinginan suami dengan segera, maka siksa di akhirat sangatlah pedih untuknya. Dan tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal tersebutlah yang merupakan salah satu faktor ketidak harmonisan dalam rumah tangga.'

4. Wasiat Keempat
Dilarang berhubungan suami istri ketika h4!dh dan n!f4s. Rasulullaah SAW bersabda:  Maka setubuhilah istrimu sesuka hatimu, dari depan dan dari belakang! Tetapi jangan melalui dzubur dan jangan ketika (istrimu) sedang haid (HR. Tirmidzi).

Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwasannya wanita yang sedang h4!dh dan nifas tidak boleh d!setubuh!. Juga perlu di ingat bahwa berhubungan melalui dzvbur itu tidak diperbolehkan dalam agama. Maka, seorang istri haruslah mengingatkan hal tersebut kepada suami.

5. Wasiat Kelima
Dilarang memandangi alat kel4m!n suami. Rasulullaah SAW bersabda: Tatkala salah seorang diantara kalian bersetubuh dengan istri atau budak wanitanya, maka janganlah memandangi alat kel4m!nnya! Karena yang demikian itu bisa menyebabkan kebutaan. (HR. Baihaqi).

Oleh karenanya, janganlah seorang istri melihat kem4lu4n suami, begitupun sebaliknya meskipun hal tersebut di makruhkan.
Dilarang membayangkan tubuh laki-laki lain. Allah SWT berfirman: Orang-orang yang menganggap istrinya sebagai ibunya di antara kalian (padahal jelaslah) bahwa istri bukanlah ibu mereka! Ibu mereka tiada lain adalah wanita yang melahirkan mereka.

Sesungguhnya mereka itu benar-benar mengucapkan ucapan mungkar lagi dusta!(QS. Al-Mujadilah ayat 2). Suatu keharusan bagi suami dan istri saat berhubungan suami istri dilarang membayangkan wajah orang lain karena dikhawatirkan terjadinya talak dhihar.

7. Wasiat Ketujuh 
Pandai menata kenyamanan tempat tidur. Sebagaimana pesan Rasul kepada putrinya, Siti Fatimah: Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring, atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah amalmu, maka Allah SWT telah mengampunimu dari dosa yang lalu dan yang akan datang. Dikarenakan, alas tidur merupakan faktor penting untuk mewujudkan kemesraan dan kepuasan berhubungan suami istri, maka tatalah tempat tidur sebelum istri melayani suami. Karena, yang demikian itu, amat besar pahalanya.

8. Wasiat Kedelapan
Merahasiakan usrusan ranjang kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya sehina-hina derajat manusia di sisi Allah kelak pada hari kiamat ialah suami yang berhubungan istrinya dan istripun senang melayani berhubungan suami istri, kemudian salah satu di antara keduanya membuka rahasia persetvbuh4n itu kepada orang lain. (HR. Muslim).

Seorang istri yang shalihah pastinya akan menjaga rahasia dengan suaminya saat berhubungan suami istri karena yang demikian itu merupakan salah satu upaya menutup aibnya.

9. Wasiat Kesembilan
Memahami etika bersetubuh. Dengan memahami etika bersetubuh yang baik, dari segi kesehatan dan agama tentunya akan menghasilkan kenikmatan dan melahirkan generasi-generasi yang shalih dan shalihah.
Demikianlah 9 Wasiat Rasul Kepada Wanita Ketika Berhubungan Suami Istri, Semoga Bermanfaat.
11 PEMUDA ISLAM TERBAIK SEPANJANG SEJARAH


Sepanjang sejarah islam memiliki pemuda-pemuda hebat pada zamannya masing-masing. Di usianya yang cenderung masih sangat muda, mereka mampu menorehkan karya-karya yang luar biasa. Berikut ini 11 pemuda Islam terbaik sepanjang sejarah.


1. Usamah bin Zaid (18 tahun). Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.
2. Saad bin Abi Waqqash (17 tahun). Yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
3. Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun). Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Shallallahualahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.
4. Zubair bin Awwam (15 tahun). Yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul Shallallahualaihi wasallam sebagai hawari-nya.
5. Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani sehingga menjadi penterjemah Rasul Shallallualalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur'an.
6. Atab bin Usaid (18 tahun). Diangkat oleh Rasul Shallallahualaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada umur.
7. Mu'adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun) dan Mu'awwidz bin Afra (14 tahun). Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar.
8. Thalhah bin Ubaidullah (16 tahun). Orang Arab yang paling mulia. Berbaiat untuk mati demi Rasul Shallallahualaihi wasallam pada perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi.
9. Muhammad Al Fatih (22 tahun). Menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.
10. Abdurrahman An Nashir (21 tahun). Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.
11. Muhammad Al Qasim (17 tahun). Menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.
Subhanallah....
Semoga kita termasuk pemuda islam amin..
Semoga bermanfaat untuk kita semua, dan semoga kita dapat mengamalknayya amin...


Hukum Bermain Games Dalam Pandangan Islam???



  Setiap hari boleh jadi kita akrab dengan hiburan atau permainan. Kalau kita nonton TV, akan mudah kita jumpai berbagai bentuk hiburan (entertainment) seperti film, sinetron, musik, lawak, dan sebagainya. Permainan (game) juga mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti permainan game on-line, atau permainan dalam bentuk bermacam-macam cabang olah raga, seperti tennis, bola volley, dan sebagainya. Memang kelihatannya berbagai hiburan dan permainan itu menyenangkan dan menghibur. Namun sebenarnya ada banyak bahayanya bagi umat Islam, baik yang nyata atau terselubung. Mengapa? Karena kita sekarang tidak hidup dalam masyarakat Islami yang menerapkan syariah Islam. Kita saat ini hidup dalam masyarakat kapitalis yang tidak kenal halal haram, yang mempertuhankan materi/uang serta menomorsatukan syahwat dan kenikmatan tubuh. Segala sesuatu diukur dengan uang, tanpa peduli lagi dengan halal haram. Tanpa ingat lagi akan pahala dan dosa, lupa akan surga dan neraka. Dalam kondisi seperti ini, hiburan dan permainan mudah menjerumuskan umat Islam ke lembah dosa.  Orang yang diyakini atau ada prasangka kuat bahwa dia akan menggunakan benda seperti game atau alat permainan game online  dalam hal yang haram maka tidak boleh menjual benda tadi kepadanya mengingat,
 firman Allah SWT yang artinya:
 Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
(QS al Maidah:2).
Dalam Fatawa al Lajnah al Daimah 13/109 disebutkan, Segala benda yang dipergunakan untuk hal yang haram atau ada prasangka kuat untuk hal yang haram maka haram hukumnya memproduksi barang tersebut. Demikian pula mengimpornya, menjualnya dan memasarkannya di antara kaum muslimin.
 Al Lajnah al Daimah lil Ifta mendapatkan pertanyaan dengan teks sebagai berikut, Aku adalah sarjana elektro. Aku bekerja menservis radio, TV, video dan alat-alat semisal. Aku berharap mendapatkan fatwa tentang terus menerus bekerja seperti ini. Perlu diketahui jika aku meninggalkan pekerjaanku ini aku akan kehilangan banyak dari kemampuanku dan berarti aku kehilangan profesi yang telah kupelajari sepanjang hidupku. Aku akan mendapatkan banyak masalah jika meninggalkan pekerjaan tersebut. Jawaban al Lajnah, Terdapat banyak dalil dari al Qur'an dan sunah yang menunjukkan bahwa seorang muslim berkewajiban untuk mencari pekerjaan yang halal. Sehingga sepatutnya anda mencari pekerjaan lain yang halal. Sedangkan pekerjaan sebagaimana yang anda ceritakan bukanlah pekerjaan yang halal karena alat-alat tersebut pada umumnya dipergunakan untuk hal-hal yang haram (Fatawa al Lajnah al Daimah 14/420). Sedangkan PS (Play station) dan CD-nya hukumnya sama dengan hukum masalah di atas. Sehingga boleh dijual kepada orang yang kita memiliki prasangka kuat bahwa orang tersebut akan menggunakannya dalam hal yang mubah. Haram hukumnya menjual benda tersebut kepada orang yang kemungkinan besar akan menggunakannya dalam hal yang haram. Banyak orang menggunakan PS dengan penggunaan yang haram. Seharusnya hiburan itu seperlunya, dilakukan jika memang dibutuhkan. Namun ternyata menurut banyak orang isi pokok hidup adalah hiburan. Banyak orang menghabiskan banyak waktu, harta dan tenaganya di depan PS atau semisalnya. Jika tidak, mereka pergi ke tempat-tempat nongkrong, kolam renang, jalan-jalan dan duduk santai dengan kawan, pergi ke tempat-tempat wisata dan semisalnya. Banyak orang yang main PS atau alat permainan semisalnya karena sebab PS melalaikan kewajiban shalat lima waktu dan tidak melakukan hal-hal bermanfaat secara agama ataupun dunia. Dengan alasan-alasan tersebut kami berani menegaskan haramnya bermain PS bagi orang-orang semisal di atas. Adapun orang yang bisa bersikap proporsional, hanya sejenak saja bermain PS dengan tujuan mencari hiburan, PS tidak menyebabkan melalaikan kewajiban dan melakukan hal-hal bermanfaat secara agama ataupun dunia ditambah PS tersebut bebas dari berbagai kemungkaran semisal musik, gambar wanita telanjang maka bermain PS untuk orang yang memenuhi kriteria di atas itu tidak masalah, insya Allah. Yang terbaik bagi seorang muslim adalah berusaha untuk mencari pekerjaan halal yang tidak ada subhat di dalamnya. Hendaknya kita selalu ingat dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Semua bagian badan yang tumbuh dari harta yang haram maka api neraka itulah yang lebih baik untuknya (HR Thabrani dan dinilai sahih oleh al Albani dalam Shahih al Jami' (no 4519). Lantas bagaimana hukum hiburan dan permainan itu menurut syariah Islam? Pada dasarnya, Islam adalah agama fitrah, yaitu sangat mengerti fitrah manusia yang dapat mengalami kejenuhan dan kebosanan. Karena manusia memang berbeda dengan malaikat yang diwajibkan terus menerus berdzikir kepada Allah SWT. Islam juga tidak mewajibkan kepada setiap muslim untuk terus menerus mengisi waktunya di masjid saja, atau untuk terus menerus mengaji Al Qur`an, atau untuk terus menerus berdakwah, dan sebagainya. Maka dari itu, Islam tidak melarang umatnya untuk sesekali mengisi waktu luangnya dengan mencari hiburan dan menikmati permainan. Tentu bukan sembarang hiburan atau permainan, melainkan hiburan dan permainan yang dihalalkan oleh syariah Islam.
Rasulullah SAW sendiri pernah berlomba lari dengan Aisyah RA.
 (HR Ahmad dan Abu Dawud). Pernah pula Rasulullah SAW bersenda gurau (mizah) dengan seorang nenek-nenek, yang minta didoakan supaya masuk surga.
Rasulullah SAW berkata kepadanya,Sesungguhnya surga tak akan dimasuki nenek-nenek. Perempuan itu terkejut dan menangis, mengira tak akan surga.
Rasulullah SAW lalu menjelaskan bahwa maksudnya tidak demikian. Maksudnya, nenek-nenek tak akan masuk surga sebagai nenek-nenek, tapi oleh Allah SWT akan dijadikan muda dan perawan kembali ketika masuk surga, sesuai QS Al Waaqi'ah : 35-37. (HR Tirmidzi).
 Ini menunjukkan bahwa Islam membolehkan hiburan atau permainan, tentu sepanjang sesuai syariah Islam. (Yusuf Qaradhawi, Al Halal wal Haram fil Islam, hlm. 252-254). Secara umum, hiburan dan permainan yang sesuai syariah Islam wajib memenuhi 3 (tiga) syarat sebagai berikut; Pertama, hiburan atau permainan itu haruslah halal secara syariah, misalnya olah raga lari, memanah, renang, dan sebagainya. Jadi tidak boleh hiburan atau permainan itu berupa sesuatu yang haram, baik haram dari segi zatnya (seperti narkoba, minuman keras), maupun haram dari segi aktivitasnya (seperti perjudian, prostitusi, seks bebas, dsb). Keharaman dari segi aktivitasnya ini, banyak sebab dan rinciannya dalam syariah Islam. Misalkan ada hiburan atau permainan yang diharamkan karena menyerupai kaum non muslim (tasyabbuh bil kuffar), misalnya merayakan hari raya non muslim (misal Natal), atau diharamkan karena menyerupai lain jenis, misal bermain drama dimana laki-laki berperan sebagai wanita atau sebaliknya. Kedua, hiburan atau permainan tidak boleh melalaikan kita dari kewajiban. Misalnya, kewajiban sholat, bekerja, menutup aurat, menuntut ilmu, berdakwah, dan sebagainya. Jadi ketika berolah raga renang misalnya, tidak boleh mengumbar aurat atau bentuk tubuh. Ketika olahraga lari atau sepak bola, misalnya, tidak boleh mengenakan celana pendek, karena hal itu berarti meninggalkan kewajiban menutup aurat. Tidak boleh pula lari pagi dengan meninggalkan sholat Shubuh misalnya. Ketiga, hiburan atau permainan itu tidak boleh membahayakan (mudharat), misalnya olahraga beladiri tanpa latihan yang benar, mendaki gunung tanpa persiapan fisik atau peralatan yang memadai, dan sebagainya.

Demikian artikel tentang permainan dalam pandangan islam, semoga bermanfaaat untuk kita semua, amin..???

Barakhaallah..
Pasangan Suami Istri Tengah Salat Ini Dihujat Netizen, Apa yang Salah?



Sebuah foto yang menampilkan sepasang pengantin yang baru menikah melaksanakan salat sunat bersama mendapat kritikan hebat dari pengguna media sosial.

Dilansir Mynewshub, Rabu (19/8/2015) foto tersebut memicu berbagai reaksi akibat kesalahan yang ditunjukkan kedua pasangan tersebut saat melaksanakan solat.

Sejumlah netizen menganggap posisi makmum atau pengantin perempuan tidak tepat
Selain itu juga gaun yang ia kenakan untuk shalat ketat sehingga menampilkan bentuk pinggulnya.
Suami bayar mas kawin, pria lain yang menikmati lekuk tubuhnya, sungguh terlalu, tulis seorang netizen bernama Wan Mohamad Fadhli.

Menurut ustad kondang Malaysia Ustad Azhar Idrus dikutip dari Mynewshub.
Dalam tata tertib shalat, seorang suami yang mengimami istri ketika shalat harus berada di depan istri.

Dan posisi istri harus di belakang suami, bukanya ditepi suami.
"Saat engkau lahir ke dunia tali pusarmu di potong''



Tapi bekas tali pusar itu tetap ada di tubuhmu.
Agar engkau selalu ingat dengan sosok perempuan luar biasa yang memberimu makanan melalui tubuhnya. "
Bismillah... Ciumlah Tangan ibumu,
Karena tangan itulah yang selalu menengadah pada
Rabbnya memintakan kebaikan untukmu

Ciumlah keningnya ...
Karena ialah yang paling dekat dengan Rabb nya ketika
bersujud.. mengeluh akan masa depanmu dikemudian hari...
yang seiring dengan waktu mulai mengkerut ...
.
Jangan sampai air matanya menetes karena sakit hati
olehmu, sedangkan air mata itulah yang selalu mengaduh
pada Rabb nya untuk segala kesuksesanmu .
.
Begitupun Ayah... Mungkin ia jarang diperlakukan seperti  ibu... Ia lebih suka melihat mu bersikap lembut terhadap ibu
Ia akan tenang, karena suatu hari akan ada yang menjaga ibumu kelak saat ia sudah tiada... .
Jangan terlalu sibuk dengan aktifitas mu sehingga
melupakan orang tua... Ingatlah, semakin hari mereka
semakin menua ... Dan waktu mu semakin sedikit... Untuk berbakti pada mereka tentunya... .
.
.
Sebelum pergi beraktifitas, Kemanapun ... Ciumlah tangan mereka...
Semoga keberkahan Allah senantiasa tercurah padamu

''YA ALLAH..

jadikan ibu kami sebagai perempuan Ahli Surga."Aamiin ya Rabbal'alamin...

klik SHARE/BAGIKAN bila anda suka IBU..
? sertakan "Aamiin " dikolom komentar, semoga Allah mengabulkan...

Senin, 13 Februari 2017

Malaikat Maut pernah menangis saat mencabut nyawa seorang wanita. Kisahnya yang mengharukan tercatat dalam Tadzkirah oleh Imam Qurthubi.
Aku pernah menangis saat mencabut nyawa seorang wanita,  kata Malaikat Maut. Saat itu ia barusan melahirkan di padang pasir. Saya menangis saat mencabut nyawanya lantaran mendengar bayi itu menangis serta tak ada seseorang ada pula disana. 

Tak ada sepengetahuan Malaikat Maut, karena ia hanya ditugaskan untuk mencabut nyawa, Allah Subhanahu wa Ta'ala lantas menyelamatkan bayi itu dengan langkahnya hingga lantas ia tumbuh besar serta jadi seorang ulama yang dicintaiNya.
Dalam narasi yang lain diceritakan narasi yang berbeda. Malaikat Maut ditugaskan mencabut nyawa seorang wanita yang terbenam di sungai. Yang membuatnya menangis, wanita itu memiliki dua anak yang masih tetap kecil. Ke-2 anak itu tak ditakdirkan wafat dunia hingga mereka selamat hingga ke tepian, bahkan Malaikat Maut ikut membantunya menepi.
Saksikan dua anak yang masihlah kecil itu, Malaikat Maut menangis karena ia mesti mencabut nyawa ibunya. Mereka bakal jadi anak-anak sebatang kara.
Th. untuk th. berlalu, dua anak itu selanjutnya tumbuh dewasa. Serta dengan izin Allah, ke-2 anak itu keduanya sama jadi raja di dua daerah yang berbeda.
  •  Kita tidak pernah tahu kapan Malaikat Maut bakal tiba mencabut nyawa. Satu yang tentu, akan tidak ada yang dapat memajukan serta
tunda kematian sesaatpun
ketika
Allah sudah memutuskan waktunya.

Masing-masing umat mempunyai batas saat ; jadi jika telah datang
waktunya
mereka tidak bisa mengundurkannya
barang sesaatpun serta tak dapat
 (juga)
memajukannya. (QS. Al A'raf : 34)

Katakanlah : Aku tak berkuasa mendatangkan kemudharatan serta tdk (juga) faedah pada diriku, namun apa yang dikehendaki Allah. Semasing umat mempunyai ajal. Jika telah datang ajal mereka, jadi mereka tak dapat mengundurkannya barang sesaatpun serta tidak (juga) mengutamakan (nya). (QS. Yunus : 49)

Serta Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang bila sudah datang saat kematiannya. Serta Allah Maha Tahu apa yang anda kerjakan.  (QS. Al Munafiqun : 11)
Bahkan juga walaupun Malaikat Maut iba juga, hal sejenis itu takkan tunda kematian yang telah dijadwalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'la.
Tetapi, kita juga tidak dapat begitu takut dengan hari esok anak-anak serta keturunan kita. Mereka hidup, tumbuh serta besar tidaklah karena kita tetapi atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti cerita di atas, bahkan ditinggal oleh orangtuanya walau, Allah yang bakal bikin perlindungan mereka.
  • Yang jadi butuh kita buat persiapan serta lebih kita cermati yaitu bekal kita hadapi kematian. Siapkah kita hadapi alam barzakh. Siapkah kita hadapi hari kebangkita. Siapkah kita hadapi yaumul hisab saat semua amal kita dibuka dihadapan semua makhluk. Sudahkah kita pikirkan, jika Malaikat Maut datang melalui langkah mendadak pada kita, di mana tempat tinggal kita kelak ; surga atau neraka?

Kisah nyata datang dari zaman Nabi, dimana ada seorang pemuda yang bernama Alqomah yang selalu rajin beribadah. Ia rajin sholat, puasa, sedekah, dan melakukan sholat-sholat sunnah. Ia tak pernah meninggalkan sholatnya, dalam keadaa apa pun.



Suatu hari, Alqomah jatuh sakit parah, lalu menurut salah satu sahabatnya, Alqomah sedang menghadapi sakaratul maut. Namun, para sahabatnya heran kenapa Alqomah tidak bisa mengucapkan lafadz syahadat saat akan menjelang kematiannya. Sepertinya lidah Alqomah telah terkunci untuk mengatakan lafadz syahadat.

Kemudian, sang istri meminta sahabat Alqomah untuk menemui Rasul dan mengabarkan keadaan Alqomah. Kemudian, sahabat Alqomah yaitu Bilal, Ali dan Ammar menemui Rasulullah dan menanyakan kenapa Alqomah yang rajin beribadah sulit mengucapkan lafadz, ''laa illaha ilallah''
Lalu Rasul pun bertanya, apakah Alqomah masih memiliki orangtua ? Bilal pun menjawab ayahnya sudah meninggal, tapi ibunya masih hidup namun sudah tua renta.

Rasulullah pun meminta Bilal untuk menemui ibu Alqomah, dan menyampaikan salam dari Rasul. Jika ibu Alqomah bisa berjalan, maka suruhlah ia menemuiku, jika ia tidka bisa berjalan, maka aku yang akan menemuinya.

Bilal pun segera ke rumah ibu Alqomah dan menyampaikan salam Rasul. Ibu Alqomah pun memutuskan untuk menemui Rasul dengan dibantu tongkatnya itu untuk berjalan.

Sesampai didepan Rasul, Rasul pun langsung bertanya Bisakah kau menceritakan keadaan Alqomah yang sebenarnya ? Kenapa ia kesulitan sekali mengucapkan Laa illaha Ilallah  Setahu saya Alqomah
adalah hamba yang rajin


beribadah.

Ibu Alqomah pun menjawab
dengan tegas, ''Itu karena saya murka kepadanya wahai Rasul..''
''Kenapa engkau murka kepadanya ?''Rasulullah pun menjawab.dengan penuh penasaran.
Ini karena Alqomah lebih mementingkan istrinya daripada aku yang menjadi ibu kandungnya. Alqomah telah menyakitiku, ia berani menentangku demi untuk mengikuti keinginan istrinya.

Rasulullah pun menganggukan kepalanya yang berarti ia mengerti kenapa Alqomah sulit mengucapkan ''Laa illaha ilallah'' Kemudian, Rasul pun menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu api.

Namun, ibu Bilal mencegahnya dengan berkata, ''Ya Rasulullah, kenapa engkau mau membakar anakku didepan mataku sendiri ??. Bagaimana perasaanku nanti melihatnya ?? Ibu yang mana tega melihat anaknya dibakar hidup-hidup didepan mata.

Rasulullah menjawab,'' Wahai ibunda Alqomah, sejatinya siksa  dari Allah di akhirat sangatlah pedih. Amal Alqomah yang sudah ia kerjakan tidak akan mampu mengalahkan  murka yang engkau berikan.''


Kebaikan yang dilakukan oleh Alqomah tidak akan mampu menahan sakitnya siksa neraka !
''Jika engkau ingin Alqomah selamat dari api neraka, maka maafkan lah kesalahannya''

Ibu Alqomah pun memaafkan kesalahan Alqomah, karena ia tidak ingin anaknya masuk api neraka. Mendengar hal itu, Rasulullah pun meminta Bilal untuk melihat kondisi Alqomah.

Saat sampai didepan pintu, Bilal mendengar Alqomah mengucapkan Laa illaha ilallah .. dengan lancar. Bilal pun segera masuk dan menceritakan apa yang telah terjadi.

Setelah itu, jenazah Alqomah langsung dimandikan dan disholatkan. Sebelum dimakamkan, Nabi Muhammad SAW menitipkan pesan :

Wahai sahabat Muhajirin dan Anshar.  Siapa saja yang lebih mengutamakan istrinya dari pada ibunya, maka ia akan dilaknat Allah. Kecuali ia benar-benar bertaubat dan berbuat baik kepada ibunya dan meminta ridho dari ibunya.

Masihkah kamu mendahulukan istri dari pada ibu, setelah mendengar kisah nyata dari zaman Rasulullah ini ??


sumber: http://www.harian-post.com


Pada Suatu hari Umar radhiallahu anhu masuk menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di dalam rumahnya, sebuah ruangan yang lebih layak disebut bilik kecil disisi masjid Nabawi. Di dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang tidur di atas tikar kasar hingga gurat-gurat tikar itu membekas di badan beliau.

Spontan keadaan ini membuat Umar menitikkan air mata karena merasa iba dengan kondisi Rasulullah.
''Mengapa engkau menangis, ya Umar?'' tanya Rasulullah.
''Bagaimana saya tidak menangis, Kisra dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas,'' sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, ya Rasulullah. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,'' jawab Umar.
Rasulullah kemudian menghibur Umar, beliau bersabda: ''Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat ? .''
Beliau shallallahu alaihi wasallam melanjutkan lagi, ''Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.''
Seorang suami mengadu rezekinya asyik sempit. Semua serba tak cukup. Terasa dunia ni sempit. Dah usaha macam-macam. Semua cara dah buat. Hati pun resah dan rasa nak marah jer..kenapa yer ustaz?
Abang ada ibubapa lagi ke? Mak ayah saya dah tiada. Abang ada isteri tak? Ada ustaz. Saya ada 3 orang anak...
Saya beri 2 kunci rezeki dan ketenangan datang dalam hidup kita. Sayang dan jaga isteri dengan baik. Dan jaga solat. Sebelum mula kerja solat 2 rakaat. Nak buat apapun. Minta pada Allah dulu..
Dia diam termenung. Kemudian dia cakap betul ke rezeki kita ada kaitan dengan isteri. 
Jawab saya bagaimana keberkatan nak datang dalam hidup kita jika menyedihkan dan menyakitkan orang yang setia dan berkorban tinggalkan keluarganya untuk bersama kita..sangkaan dan isi hati mereka doa yang kuat untuk kita..
Silaturrahim asbab rezeki terbesar. Allah janji rezeki dan umur berkat dengan jaga silaturrahim dan menyambungkannya.
Jika kita sakitkan kucing atau tipu kucing pun kita akan rasa hidup ini tak tenang kerana kita sedang buat salah. Inikan pula isteri kita..

Saya lihat dalam hidup ini semua orang yang bahagia dan berjaya bermula bila mereka bahagia bersama isteri mereka. Saat kita mula menipu, menyakitkan, menyusahkan pasangan, hidup jadi serba tak kena...
Cuba abang mulakan dengan buat baik terhadap isteri. Mencintai dan menghargainya..
Tak lama dia jumpa saya. Katanya ya Allah rezeki saya bertambah. Semuanya jadi mudah dan lapang. Hati saya tenang. Bila saya betulkan silap saya. Saya jaga hatinya dan hargainya. Saya buat apa yang dia suka..
Silaturrahim membuka pintu rezeki...inikan bersama isteri kita yang tercinta.
Dulu pernah seorang pekedai dia rasa kedainya dibuat orang. Kena sihir. Dah buat macam-macam. Tapi tetap rugi. Dia jumpa saya. Saya kata padanya abang ada buat buruk kepada isteri tak?
Jawabnya yer ustaz. Saya tipu isteri saya. InsyaAllah saya betulkan. Selepas itu rezekinya mencurah-curah..
Sebenarnya bersyukur dan menghargai ibubapa, isteri dan anak-anak itulah rezeki paling besar
Credit-ebit lew
sumber : mediabrutal
Semua orang tahu bahwa Nabi Sulaiman Alaihi Salam merupakan salah satu Nabi yang Allah karuniai kekayaan melimpah. Tak hanya itu saja, Nabi Sulaiman juga merupakan Nabi yang diberi banyak mukjizat seperti dapat berbicara dengan hewan.


Doa Nabi Sulaiman begitu banyak dicari dan diinginkan oleh orang-orang dengan harapan agar bisa diberi kelimpahan rezeki seperti yang didapat oleh Nabi yang mewarisi kekuasaan dari Nabi Daud Alaihi Salam tersebut. Nabi Sulaiman juga diketahui dapat menundukkan berbagi setan, jin dan hewan untuk melaksanakan apapun yang ia inginkan. Contohnya seperti memindahkan singgasana Ratu Saba ke dalam kerajaan Nabi Sulaiman dengan tujuan supaya Ratu Saba mau meninggalkan ajarannya dahulu yakni menyembah matahari.

Lantas seperti apa doa Nabi Sulaiman untuk kekayaan yang melimpah ruah tersebut?

Ketahuilah bahwa doa tersebut tercantum dalam Al Quran yakni dalam surat Shod ayat ke-35.


Artinya: Ia berkata, ''Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.'' (QS Shad 35)

Lewat doa tersebut, Allah kemudian mengabulkan permintaan Nabi Sulaiman dengan anugerah pengetahuan yang besar dan dilimpahkan kekuasaan yang sangat besar dan kuat.

Setelah merasakan bahwa Allah mengabulkan doanya, Nabi Sulaiman pun berucap syukur kepada Allah selaku pencipta langit dan bumi. Berikut doa ucapan syukur yang dilantunkan oleh Nabi Sulaiman.


Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa,'' Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nimatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan RahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh" (QS An Naml 19)

Dengan doa penutup tersebut kita diajarkan sekaligus diingatkan untuk selalu bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan. Dengan begitu orang yang membacanya akan mendapatkan kesenangan baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan doa tersebut menjadi bacaan Nabi yang kaya raya serta tidak ada manusia yang bisa menandinginya.

Apa hikmah yang bisa kita ambil dari doa Nabi Sulaiman untuk kekayaan yang melimpah ruah itu?
Ketika kita mendapatkan nikmat berupa kekayaan ataupun kenikmatan yang lain, jangan lupa untuk selalu bersyukur. Nabi Sulaiman Alaihi Salam pun selalu mensyukuri nikmat yang telah Allah beri sehingga Allah terus menambah kekayaannya. Sesungguhnya kaya, tenar dan sukses merupakan ujian dari Allah apakah kita mau mensyukurinya atau malah kufur atasnya.

Sungguh sebuah hal yang tidak pantas diucapkan ketika seseorang telah sukses dan ia mengatakan, Kesuksesan itu berasal dari hasil jerih payahku.Orang dengan jenis ini tidak akan selamanya sukses karena kurangnya bersyukur.

Sebaliknya katakanlah, Sukses yang aku dapat adalah dari Allah dan aku mensyukurinya.

Jadi sudahkah kita bersyukur hari ini? Yuk kita bersyukur dari hal yang kecil sehingga Allah pun akan memberikan kesyukuran yang lebih besar.

Minggu, 12 Februari 2017

Jihad

Hasil gambar untuk jihad

Jihad merupakan sebahagian daripada syariah Islam. Dari sudut bahasa, jihad berasal daripada perkataan al-Juhd yang bermaksud keberatan dan kesusahan. Menurut istilah syarak, jihad ialah usaha seorang Muslim mengerah segala daya dan tenaga untuk mencapai kemenangan Islam kerana mencari keredaan Allah s.w.t.
Oleh itu, dalam Islam jihad ialah perjuangan yang bersungguh-sungguh untuk menegakkan perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan membasmikan perkara-perkara larangan-Nya sekalipun dengan mengorbankan hak-hak kepentingan diri sendiri.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Dia (Allah) telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu Din (agama) suatu kesempitan. (Ikutilah) Millah (Din) orang tua kamu Ibrahim.
(Surah al-Hajj: 78)

Terdapat dua kaedah jihad iaitu:

Suatu hari, Seorang anak gembala melihat dari kejauhan dua orang laki-laki melangkah ke arahnya. Keduanya terlihat sangat letih dan kehausan. Bibir dan kerongkongan mereka tampak kering. Ketika keduanya mendekat dengan anak gembala itu, mereka memberi salam dan berkata, ''Hai anak muda! Berilah kami susu dombamu sekadar untuk menghilangkan haus!''

''Maaf Pak, saya tidak dapat memberi Bapak karena domba-domba ini bukan kepunyaan saya. Saya hanya sebagai penggembala,'' jawabnya. Kedua laki-laki tersebut tidak membantah jawabannya, bahkan di wajah keduanya jelas kelihatan mereka menyukai jawaban tersebut. Seorang diantara kedua berkata, ''Bawalah kemari seekor domba betina yang belum kawin!' anak itu mengambil seekor anak domba, lalu di bawanya ke dekat mereka. Orang itu memegang domba tersebut dan mereba-raba susunya dengan membaca ''basmalah''. Si anak gembala bingung dan berkata kepada dirinya sendiri sendiri, ''Mana mungkin anak domba dapat diperas air susunya!''
Tetapi sebentar kemudian susu anak domba itu membengkak dan setelah itu air susunya memancar berlimpah-limpah. Laki-laki yang seorang lagi mengambil sebuah batu cekung lalu diisinya dengan susu dan diminumnya berdua dengan kawannya. Kemudian anak itu diberi juga dan mereka bertiga minum bersama-sama. Anak itu hampir saja tidak percaya pada apa yang dilihatnya dan dialaminya.
''Sungguh ajaib!'' kata anak gembala itu penuh takjub. Setelah mereka minum sepuas-puasnya, orang yang penuh berkah itu berkata, ''Berhenti!'' saat itu juga air susu domba berhenti mengalir, dan teteknya kempes kembali seperti semula. Anak gembala tadi berkata kepada orang yang penuh berkah, ''Ajarkanlah kepada saya bacaan yang tuan baca tadi!"

''Kamu anak pintar!'' jawab orang itu. Orang yang penuh berkah itu tak lain adalah Rasulullah saw. Sedangkan kawannya adalah Abu Bakar Shidiq r.a.
Sejak peristiwa itu, Abdullah bin Mas'ud si anak gembala itu tertarik pada Rasulullah dan sahabatnya. Dia merasa tertarik kepada keduanya. Sebaliknya Rasulullah kagum kepada anak itu. Walaupun dia seorang anak gembala yang sehari-harinya jauh dari keramaian masyarakat, tetapi dia cerdas, jujur, bertanggung jawab, bersungguh-sungguh dan teliti. 
Tidak berapa lama setelah itu, Abdullah bin Mas'ud masuk Islam. Dia mendatangi Rasulullah dan memohon kepada beliau agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun menerimanya. Sejak hari itu, Abdullah bin Mas'ud tinggal di rumah Rasulullah. Dia beralih pekerjaan dari penggembala domba menjadi pelayan utusan Allah. Abdullah bin Mas'ud senantiasa mendampingi bagaikan bayang-bayang dengan bendanya. Dia selalu menyertai beliau ke mana saja beliau pergi, di dalam rumah maupun di luar rumah. Dia membangunkan Rasulullah untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air untuk mandi beliau, mangambilkan terompah apabila beliau hendak pergi dan membenahinya apabila beliau pulang.
Dia juga yang membawakan tongkat dan sikat gigi (siwak) Rasulullah serta menutupkan pintu kamar apabila beliau hendak tidur. Bahkan Rasulullah mengizinkan Abdullah memasuki kamar beliau jika memang beliau memerlukannya. Beliau mempercayakan kepadanya hal-hal yang rahasia, tanpa khawatir rahasia tersebut akan terbuka. Karenanya, Abdullah bin Mas'ud dijuluki orang dengan Shahibus Sirri Rasulullah (pemegang rahasia Rasulullah). 
Abdullah bin Mas'ud dibesarkan dan dididik dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah. Karena itu tidak heran kalau dia menjadi orang yang sempurna, terpelajar, berakhlak tinggi, sesuai dengan karakter dan sifat-sifat yang dicontohkan Rasulullah kepadanya. Sampai-sampai orang mengatakan, karakter dan akhlak Abdullah bin Mas'ud paling mirip dengan akhlak Rasulullah. Di samping itu dia belajar di madrasah Rasulullah. Karena itu memang pantas dia menjadi sahabat yang sangat baik membaca Al-Qur'an,. Dan sangat alim tentang syari'at Islam. 
Ketika khalifah Umar bin khatab r.a. berada di Arafah, tiba-tiba seorang laki-laki datang menghadap beliau seraya berkata, Ya Amirul Mu'minin, saya datang dari kufah sengaja untuk menghadap Anda. Disana ada seorang yang hafal al-Qur'an seutuhnya di luar kepala. Bagaimana pandapat Anda tentang orang itu?'' umar marah mendengar pertanyaan itu dan dia belum pernah semarah itu, sehingga dia menarik napas panjang panjang seraya bertanya,'' Siapa dia?'' 
''Abdullah bin Mas'ud,'' jawab orang itu. Kemarahan Umar mendadak reda. Seketika itu juga mukanya kembali cerah. ''Demi Allah, setahu saya tidak ada lagi orang yang lebih alim dari padanya dalam urusan itu. Akan saya ceritakan kepada Anda. Suatu kisah mengenainya. Pada suatu malam Rasulullah berbincang-bincang di rumah Abu Bakar membicarakan tersebut. Selesai berbincang-bincang, Rasulullah pergi. Saya dan Abu Bakar pergi pula mengikuti beliau. Tiba-tiba kami melihat seseorang yang pada awalnya tidak kami kenali sedang shalat di Masjid. 
Rasulullah berdiri mendengarkan bacaan orang itu. Kemudian beliau berpaling dan berkata kepada kami, ''Siapa yang ingin membaca al-Qur'an dengan baik seperti yang di turunkan Allah, bacalah seperti bacaan Ibnu Ummi Abd (Abdullah bin Mas'ud)! kemudian Abdullah bin Mas'ud duduk dan berdo'a. Rasulullah mengaminkan doanya. Saya berkata dalam hati, kata umar selanjutnya, ''Demi Allah, besok pagi saya akan mendatangi Abdullah bin Mas'ud memberi kabar gembira kepadanya bahwa Rasulullah mengaminkan doanya. 
Ketika saya mendatangi besok pagi, ternyata Abu Bakar telah lebih dulu menyampaikan kabar gembira itu pada Abdullah. Abu Bakar memang selalu lebih cepat daripada saya dalam soal kebaikan. Abdullah bin Mas'ud pernah berkata tentang pengetahuannya mengenai Kitabullah (AL-Qur'an) sebagai berikut, Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur'an melainkan aku tahu dimana dan dalam situasi bagaimana di turunkan. Seandainya ada orang yang lebih tau daripada saya, niscaya saya datang belajar kepadanya.
Abdullah bin Mas'ud tidak berlebihan dengan ucapannya itu. Cerita umar bin Khathab. Di bawah ini memperkuat ucapannya. Pada suatu malam ketika Khalifah Umar bin Khatab sedang dalam perjalanan, beliau bertemu dengan sebuah kabilah. Malam sangat gelap bagaikan beratap kemah, menutupi pandangan setiap pengendara. 
Abdullah bin Mas'ud berada dalam kabilah tersebut. Khalifah Umar memerintahkan seorang ajudan supaya menanyai kabilah tersebut. 
''Hai kabilah, darimana kalian?'' teriaknya ajudan
''Min fajjil ''amiq (dari lembah nan dalam),'' jawab Abdullah. 
''Hendak ke mana kalian?'' kata ajudan kembali bertanya
''Ke Baitul Atiq (rumah tua=Baitullah),'' jawab Abdullah. 
''Diantara mereka pasti ada orang yang sangat alim.'' Kata Umar. Kemudian diperintahkannya pula menanyakan. 
''Ayat Al-Qur'an manakah yang paling ampuh?'' Tanya ajudan
Abdullah menjawab: Allah, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) yang tidak mengantuk dan tidak pula tidur...(QS. Al-Baqarah:225)''
''Tanyakan pula kepada mereka, ayat al-Qur'an manakah yang lebih kuat hukumnya?'' kata Umar memerintahkan kepada ajudan . 
Abdullah menjawab: Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan berbuat kabajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl:9).
''Tanyakan kepada mereka, ayat Al-Qur'an manakah yang mencakup semuanya?'' kata Umar memerintahkan kepada ajudan
Abdullah menjawab: Barangsiapa mengajarkan kebaikan walaupun seberat biji dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula (QS Al-Zalzalah:8)
Kata Umar, Tanyakan! Adakah dalam kabilah kalian Abdullah bin Mas'ud?
Jawab mereka, ''Ya, ada!!''.
Benarkah jembatan Shirathal Mustaqim seperti rambut dibelah tujuh? Jembatan ini merupakan jembatan yang harus dilalui siapa pun tanpa terkecuali pada waktu hari kiamat tiba. Jembatan ini disebut-sebut sebagai penghubung antara neraka dan surga. Dan menurut cerita yang beredar, jembatan ini seperti rambut yang dibelah tujuh. 

Adapun cerita ini berkembang karena penafsiran dari Surah Al Fatihah yang di dalamnya disebut kata “Shirathal Mustaqim”. Beberapa ulama meyakini, arti “jalan yang lurus” adalah jembatan yang lurus dan panjang. Wallahualam. Dan tidak ada dalil yang shahih yang menyatakan bahwa Shirath seperti rambut yang dibelah tujuh. 

Dalam riwayat ditemukan bahwa nama jembatan ini adalah jembatan Shirath yang terbentang diatas neraka menuju ke surga. Semua manusia akan melewatinya sesuai dengan amalan mereka. Ada yang jatuh ke neraka, ada yang melewatinya dengan cepat dan ada yang melewatinya dengan lambat. Dalam suatu riwayat mengatakan, bahwa adanya suatu jembatan diatas neraka Jahanam adalah hadist yang artinya berbunyi:

“Maka dibuatlah As Shirath diatas Jahanam, ” Hadist Riwayat Al Bukhori dan Muslim

Diriwayatkan pula bahwa jembatan ini lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Seperti ucapan Abu Sa’id Al Hudri “Sampai kepada ku bahwa jembatan ini (As Shirath) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang” hadist riwayat Imam Muslim.

Melewati jembatan As Shirath merupakan salah satu peristiwa dasyat yang akan dialami oleh manusia yang telah mengucapkan ikrar syahadat tauhid. Menyebrangi jembatan yang terbentang di dua punggun Neraka Jahanam ini tidak hanya dialami oleh umat Islam dari kalangan Nabi Muhammad SAW. Melainkan juga oleh umat beriman dari para Nabi sebelumnya, baik mereka yang imannya sejati, maupun mereka yang suka berbuat maksiat dan kaum munafik.

Menurut sebagian ahli tafsir, peristiwa menyebrangi jembatan diatas neraka, telah diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an.

“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Qs Maryam/19: 71-72).

Lalu bagaimanakah bentuk jembatan Shirath yang nantinya akan kita lalui?  Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW menggambarkan keadaan jembatan As Shirath. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Licin lagi menggelincirkan, diatasnya terdapat besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, Ia bagikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dan. Dan dibentangkanlah jembatan Jahanam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para Rasul pada saat itu, “Ya Allah Selamatkan lah, selamatkanlah,”. Pada Shirath itu juga terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. Hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besar kecuali Allah. Maka Ia mengait manusia, sesuai dengan amalan mereka,” (HR. Al-Bukhari).

Jembatan Shirath tersebut amat licin, sehingga sangat mengkuatirkan bagi siapa saja yang melewatinya. Dimana kita mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh. Shirath tersebut juga mampu menggelincirikan orang-orang yang berjalan diatasnya. Para ulama telah menerangkan bahwa maksud dari kata menggelincirkan, yaitu jembatan tersebut bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh. 

Shirath tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri dan dibagian ujungnya bengkok. Ini menunjukan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkramannya. Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak dan tersambar oleh pengait besi atau tidak semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing. 

Shirat ini terbentang di neraka Jahanam sehingga barang siapa yang terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait maka Ia akan jatuh ke dalam Neraka Jahanam. Shirath tersebut sangat halus sehingga akan sulit melewatkan kaki di atasnya. Shirath juga sangat tajam sehingga bisa membelah orang yang melewatinya. 

Sekalipun Shirath ini halus dan tajam manusia tetap dapat melewatinya. Karena Allah SWT maha kuasa untuk menjadikan manusia mempu berjalan diatas apapun. Kesulitan untuk melewati Shirath karena kehalusannya atau terluka karena ketajamannya, semua itu tergantung pada kualitas keimanan setiap orang yang melewatinya. 

Setelah kita mengetahui bagaimana bentuk Shirath dalam hadist-hadist shahih, kita akan mengetahui pula bagaimana keadaan manusia saat melewati Shirat tersebut. Rasulullah SAW bersabda dalam (Shahih, HR. Muslim) artinya: 

“Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang. ”

Akan ada manusia yang menyebrangi jembatan dengan selamat dan ada pula yang terluka karena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyebranginya hingga ujung, mereka terpeleset, tergelincir hingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke nereka yang menyala-nyala di bawah jembatan. Lalu bagaimana seseorang menyebranginya dengan selamat? 

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung, para Nabi dan malaikat sibuk mendoakan bagi orang-orang berimana. Mereka berdoa yang artinya, “Ya Rabbi selamatkanlah, Ya Rabbi selamatkanlah”. Selanjutnya Allah akan meberikan cahaya bagi orang yang beriman dan bertaqwa. Allah telah menjelaskannya dalam Al-Qur’an yang artinya artinya : 

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."  (QS.At-Tahrim:8)

Dan pada saat itulah, setiap orang tidak akan ingat pada orang lainnya, betapa sulitnya bagi kita untuk menyeberang di atasnya. Tetapi Allah maha perkasa sekaligus maha bijaksana, Allah akan memberikan bekal bagi orang-orang beriman dan bertaqwa untuk sangggup melintas di jembatan tersebut. 

Sungguh pemandangan yang pastinya sangat mendebarkan. Pantaslah jika Nabi Muhammad SAW menyatakan, bahwa jika saat menyeberangi jembatan di atas neraka Jahanam ini sedang berlangsung, seseorang tidak akan ingat orang lainnya sebab setiap orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing.

Suatu Ketika `Atha bin Yasar, Sulaiman bin Yasar dan beberapa sahabat pergi dari madinah untuk berhaji. Dalam perjalanannya mereka singgah di Abwa dan menginap di sebuah rumah, Sulaiman dan para sahabat keluar untuk suatu keperluan. Sementara `Atha bin Yasar tetap tinggal di rumah dalam keadaan berdiri sholat.

Tiba tiba masuk kedalam rumah tersebut seorang wanita cantik dari suku badui, Melihat ada seseorang masuk maka `Atha mempercepat sholatnya. Setelah selesai beliau bertanya
''Apakah engkau memerlukan sesuatu'' Kata `Atha bin Yasar
''Ya, aku memintamu untuk mencumbui aku, sungguh aku sudah rindu dan tidak lagi memiliki suami'' Jawab wanita itu
''Menjauhlah dariku,Janganlah engkau membakarku dan dirimu dengan api neraka'' Hardik `Atha bin Yasar

Wanita itu terus berusaha menggodanya namun `Atha bin Yasar tidak menghiraukannya. `Atha bin yasar kemudian menangis dan berkata : ''Celakalah kamu, menjauhlah dariku, menjauhlah.''
Semakin lama Tangisan `Atha semakin keras, melihat `Atha menangis maka wanita itupun ikut menangis di hadapannya.  Tak berapa lama kemudian Sulaiman datang dan melihat `Atha dan seorang wanita sedang menangis dihadapannya maka sulaiman pun duduk dan menangis di serambi rumah tanpa tahu apa yang membuat `Atha dan wanita di dalam rumah menangis.
Para sahabat datang dan melihat seisi rumah sedang menangis, para sahabatpun ikut menangis tanpa menanyakan sebab mereka menangis. Karena tangisan mereka yang semakin banyak dan keras, Wanita itupun berdiri dan keluar dari rumah. Melihat hal itu para sahabat dan sulaiman masuk kedalam rumah.

Sulaiman pun tetap terdiam dan tidak bertanya perihal apa yang terjadi untuk menjaga kehormatan dan kewibawaannya. Setelah Ibadah haji mereka pergi ke mesir dan tinggal disana dalam waktu yang di tentukan oleh Allah swt
Pada suatu malam saat `Atha tidur, tiba tiba ia terbangun dan menangis. Maka berkatalah sulaiman kepadanya

''Apa yang membuatmu menangis wahai saudaraku?'' Tanya sulaiman
''Mimpi yang aku lihat malam ini''Jawab `Atha
''Mimpi apakah itu?''Tanya Sulaiman
''Jangan engkau beritahu kepada siapapun selagi aku masih hidup'' pinta `Atha
''Baiklah'' Jawab Sulaiman

''Aku melihat nabi Yusuf as. Akupun datang melihat kepada beliau di tengah tengah orang yang melihat kepada beliau. Tak kala aku melihat ketampanannya aku menangis. Beliaupun melihat kepadaku di tengah tengah manusia seraya berkata: Apa yang membuatmu menangis wahai manusia?'' Aku menjawab :''Bapak dan ibuku sebagai tebusanmu, aku ingat akan diri anda dan istri al Aziz, dan apa yang dengannya anda di uji, apa yang anda temui di penjara, dan perpisahan dengan ya`qub as. Maka akupun menangis karenanya dan karena kagum terhadap perkaranya.'' Maka berkatalah beliau:''Tidakkah engkau kagum terhadap seorang laki laki dan wanita di abwa? Aku pun mengerti yang beliau maksudkan. Akupun menangis dan terbangun karenanya.'' Cerita `Atha kepada sulaiman
''Wahai saudaraku,apakah gerangan yang terjadi dengan wanita tersebut?'' Tanya Sulaiman

`Atha bin Yasar akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.
Sakit adalah takdir yang tidak ada seorangpun yang tahu kapan akan datang. Semua orang pernah mengalami sakit. Dan semua yang mengalami sakit pasti menginginkan kesembuhan dari Allah. Ikhtiar yang dilakukan adalah konsultasi ke dokter dan mengkonsumsi obat-obatan.




Maka sempurnakanlah ikhtiar itu dengan do'a, memohon pada Allah. Ini adalah doa memohon kesembuhan atas penyakit yang diderita.

Allahuma rabbannas, adz-hibil ba'sa isyfi antasy-syafi laa syifa'a illa syifa'uka, syifa'an laa yughadiru saqaman.
Terjemah: Wahai Allah Tuhan manusia, hilangkanlah rasa sakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan yang sejati kecuali kesembuhan yang datang dari-Mu. Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan komplikasi rasa sakit dan penyakit lain.



Semoga Bermanfaat.
Dalam benak setiap pasangan, mungkin seringkali ada pertanyaan dalam pengajian terbatas (halakah), bolehkah seorang suami mencumbui hal paling rahasia istrinya, yakni 0rgan 1ntim?

Terhadap pertanyaan itu jawabannya sebagai berikut. Diperbolehkan bagi masing-masing suami-istri untuk menikmati keindahan tubuh pasangannya. Allah berfirman,
"Para istri kalian adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi istri kalian." (Q.S. Al-Baqarah:187)




Allah juga berfirman,
"Para istri kalian adalah ladang bagi kalian. Karena itu, datangilah ladang kalian, dengan cara yang kalian sukai." (Q.S. Al-Baqarah:223)
Hanya saja, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Menjauhi cara yang dilarang dalam syariat, di antaranya: (1)

Menggauli istri di duburny4; (2) Melakukan hubungan b4dan ketika sang istri sedang "datang bulan". Kedua perbuatan ini termasuk dosa besar.
Hendaknya dalam koridor menjaga adab-adab Islam dan tidak menyimpang dari fitrah yang lurus.
Tentang mencium atau menjilat1 kemaluan pasangan, tidak terdapat dalil tegas
yang melarangnya. Hanya saja, perbuatan ini bertentangan dengan fitrah yang lurus dan adab Islam. Betapa tidak, kemaluan, yang menjadi tempat keluarnya bendanajis, bagaimana mungkin akan ditempelkan di lidah, yang merupakan bagian anggota badan yang mulia, yang digunakan untuk berzikir dan membaca Alquran?

Oleh karena Menjaga kelurusan fitrah yang suci dan adab yang mulia.
Menjaga agar tidak ada cairan najis yang masuk ke tubuh kita, seperti: madzi.
Ini semua merupakan bagian dari usaha menjaga kebersihan dan kesucian jiwa. Allah berfirman,
"Sesungguhnya, Allah mencintai orang yang bertobat dan mencintai orang yang menjaga kebersihan." (Q.S. Al-Baqarah:222)

Maksud ayat adalah Allah mencintai orang menjaga diri dari segala sesuatu yang kotor dan mengganggu. Termasuk sesuatu yang kotor adalah benda najis, seperti: madzi. Sementara, kita sadar bahwa, dalam kondisi semacam ini, tidak mungkin jika madzi tidak keluar. Padahal, benda-benda semacam ini tidak selayaknya disentuhkan ke bibir atau ke lidah. Allahu alam. (Disarikan dari Fatawa Syabakah Islamiyah)
Semoga bermanfaat dan menjawab keraguan terhadap boleh tidaknya mencium kemaluan istri.

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.