Kamis, 09 Februari 2017

Hasil gambar untuk su'ul khatimah

Assalamualaikum. wr.wb. Bismillahirrahmaanirrahim. Allahumma shalli wassalim Sayyidina Muhammad. Kita ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena sebab Rahmat dan KaruniaNya sajalah tulisan (religius) sesuai judul tersebut diatas saat ini dapat berada dihadapan sidang pembaca. Alhamdulillah! Shalawat serta salam kita mohonkan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para Sahabatnya.

Saudaraku, kita mulai dengan materi kita. Bahwa tanda su`ul Khotimah sangat banyak. Ada yang tampak saat penyakitnya mulai parah, yang akhirnya ia marah dan menentang takdir Allah, semoga kita dilindungi Allah dari perbuatan itu. Ada pula yang mengucapkan perkataan yang membuat Allah marah ketika menjelang ajal, atau ia tak bisa mengucapkan kalimat tauhid sebelum ajal. Atau ada yang tampak ketika jasadnya dimandikan, seperti warna kulit yang berubah dan sebagainya, ketika jenazahnya diturunkan keliang lahat, serta dikuburkan. Saya akan mengkisahkan beberapa peristiwa su`ul khotimah semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagai berikut:

# Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali berkata:” Abdul Aziz Abi Rawwad menceritakan:” Saya berada disamping seseorang yang sedang sakarat. Saat itu, ia sedang ditalqin (dibimbing untuk mengucapkan kalimat Syahadat) Katakanlah:” Laa illa ha illallah, tetapi akhirnya ia mengatakan:” Aku kafir pada kalimat tauhid dan ia pun mati tanpa sempat mengucapkan kalimat tauhid. Saya bertanya mengenai dirinya. Ternyata ia adalah seorang pecandu minuman keras.” (Kitab Tahdzib, Ibnu Hajar:6/338 dan Siyaru A`lamin Nubala, Adz Dzahabi 7/184) Dan Abdul Aziz bin Abi Rawwad menyatakan: Takutllah antum pada perbuatan dosa! Karena dosa itulah yang menyebabkan dirinya mengalami su`ul khotimah.”

# Lagi sebuah kisah, bahwa sejak beberapa tahun yang lalu terjadi sebuah peristiwa didaerah Qashim dan beritanya tersebar kemana-mana. Peristiwa tersebut ialah seorang yang sedang menghadapi sakarat tampak tidak suka dengan takdir Allah. Lalu, teman-teman yang selalu shalat berjamaah dimasjid bersamanya datang ( Allah lebih mengetahui apa yang ada didalam hati) dan mengatakan:” Wahai hamba Allah, ini adalah Al-Qur`an yang selalu kau baca, takutlah kepada Allah!” Lalu ia mentalqin temannya itu dengan kalimat tauhid. Namun ia mengatakan:” Aku kafir kepada Al-Qur`an dan kalimat laa illa ha illallah.” Setelah itu, ia langsung mati. Kami berlindung kepada Allah supaya tidak disia-siakan oleh Allah.

# Ibnu Abid Dunya berkata:” Abul Hasan bin Ahmad Al-Faqih menceritakan kepadaku, bahwa salah seorang laki-laki yang ada didekat kita sedang menghadapi sakarat. Lalu, ada yang berkata kepadanya:” Mohonlah ampunan kepada Allah!” Ia menjawab:” Aku tidak mau.” Ada lagi yang mengatakan:” Katakanlah laa illa ha illallah.” Ia menjawab:” Aku tidak akan mengatakannya.” Tampak ia sangat susah mengucapkannya. Setelah itu ia mati.
Saya (Ibnu Abid Dunya) juga mendengar orang yang sering berpuasa dan rajin beribadah, ia terkena penyakit dan terkena fitnah. Saya mendengar ia mengatakan:” Allah telah memberiku banyak cobaan. Jika Allah memberiku syurga Firdaus sebagai balasan, belumlah cukup untuk mengimbangi cobaanku ini.” Lalu ia berkata:” Apa makna seluruh musibah ini jika aku akhirnya mati juga? lalu apa maksud siksaan ini?” (Kitab Tadzkiratul Ikhwabi Khatimatul insan halaman45).

Astagfirrullahaladzhim! Kita berlindung kepada Allah SWT dari mempunyai pikiran buruk ( Su`udzon kepada Allah dan memohon kepadaNya agar kita terlindungi dari mempunyai pemikiran-pemikiran sesat itu.

# Syaikh Al-Qahtani dalam ceramahnya menceritakan:” Beberapa jenazah yang kumandikan berubah kulitnya menjadi hitam. Ada yang menggenggam tangan kanannya, memasukkan tangan kekemaluan , kemaluannya mengeluarkan bau gosong, dan adapula yang terdengar seolah ada api yang menyala dikemaluannya.” Pada suatu hari ada jenazah datang. Saat aku mulai memandikan sesosok jenazah itu berubah menjadi hitam seperti orang. Padahal, sebelumnya kulitnya putih bersih. Aku pun keluar dari tempat memandikan dengan ketakutan, lalu menemui seseorang yang sedang berdiri  dan bertanya:” Apakah jenazah ini keluargamu?” Jawabnya:” Ya” Aku bertanya lagi:” Bagaimana ia semasa hidupnya?”Ia menjawab:” Semasa hidupnya ia tidak pernah melakukan shalat.” Kukatakan kepadanya:” Ambillah jenazah anakmu ini dan mandikan sendiri sana.” (Kitab Tazkiratul Ikhwan Bikhatimatil Insan halaman 47)

#Sementara Syaikh Al-Qahtani bercerita:” Saya sedang berjalan keluar dari pekuburan sehabis shalat Ashar setelah menguburkan seseorang. Tangan saya masih belepotan lumpur dan ingin segera kucuci. Tiba-tiba datanglah iring-iringan berjumlah sekitar 50 (lima puluh) orang yang sedang membawa jenazah. Lalu salah seorang dari mereka berkata:” Tolonglah kami untuk mengubur orang ini! Demi Allah, Kami tidak bisa menguburkan jenazahnya.” Kemudian saya mengangkat jenazah itu dari kakinya. Jenazah itu berat sekali. Sebagian dari pengiring ikut membantuku mengangkat hingga masuk kedalam kubur. Saya meminta batubata untuk diletakkan dibawah kepalanya. Seluruh tali pengikat telah kulepas aku melihat kepala jenazah telah terpaling dari arah kiblat. (Lalu Syaikh memalingkan kepalanya dilakukan sendiri oleh Syaikh) Kemudian, aku mengambil (batubata satu lagi, tetapi kali ini aku melihat matanya telah terbelalak, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah berwarna merah menyala.

Aku takut sekali dan langsung lemas. Ada dua atau tiga orang yang bersamaku ikut menyaksikan peristiwa ini. Lalu mereka memberiku batu bata satu lagi, kali ini aku melihat kepalanya berpaling lagi dari arah kiblat. Aku pun naik dari kubur dan pulang. Orang-orang yang ikut bersamaku meneruskan  penguburan, mereka memasukkan tanah begitu saja tanpa menutup lahat karena ketakutan. Lantas aku memimpikan mayat tadi selama tujuh atau delapan kali. Setelah pergi menunaikan ibadah umrah selama lima belas hari, hatiku tenang kembali hingga aku bisa melupakannya.  Kemudian aku kembali ke Riyadh ( Kitab Tadzikiratul Ikhwan bi Khaltimatil Insan, halaman 48-49)

# Didalam kitab Tadzkirah, Al Qurtubi mengkisahkan:” Saya telah diberitahu oleh salah seorang teman saya, yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qashri, bahwa salah seorang Gubernur Qastantin meninggal dunia. Lalu dimulailah penggalian untuk kuburannya. Setelah selesai digali dan jenazah hendak dimasukkan kedalam kubur, tiba-tiba didalam kubur tampak seekor ular hitam. Para pengiring jenazah ketakutan untuk memasukkan jenazah kekubur itu. Mereka lalu menggali kuburan lagi sebanyak 30 (tigapuluh) kubur, tetapi ular itu tetap saja muncul disetiap lubang kubur yang digali unutk menguburkan jenazah Gubernur itu. Setelah mereka kelelahan, mereka bermusyawarah tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Ada yang mengusulkan :” Kubur saja jenazahnya, kita memohon ampunan dan penjagaan terhadap aib kita didunia dan akherat.”

# Lain lagi didalam kitab Ar-Ruh, Ibnu Qayyim menceritakan:” Salah seorang teman, yaitu Abu Abdullah Muhammad  bin Al-Wazir Al-Harrami bercerita:” Bahwa dirinya keluar dari rumahnya dan pergi kesalah satu teman setelah shalat Ashar. Saat sebelum matahari terbenam aku pergi ketengah pekuburan. Tiba-tiba ada sebuah kubur yang terbuka, berwarna merah menganga seperti merahnya kaca etika dibakar dan jenazah masih terletak didalam kubur. Aku mengusap mataku dan bertanya:” Apakah saya bermimpi ataukah sadar?” Lalu aku menengok kearah gerbang kota dan berkata:” Aku tak sedang tidur.” Lantas aku pun pulang  kerumahku dalam keadaan terkejut  dan shock. Aku tidak bisa memakan makanan. Kemudian aku masuk kekota dan bertanya tentang penghuni kuburan itu. Ternyata ia seorang penarik pajak yang dzalim.” ( Lihat Ar-Ruh Ibnu Qayyim  halaman 119)

# Saudaraku, sesama muslim muslimat sampai disini saya sudahi dulu tulisan (religius) ini, semoga bermanfaat dan mari kita berlindung kepada Allah SWT dari Su`ul khotimah. Kita memohon kepadaNya semoga Allah tidak membelokkan hati kita setelah mendapatkan hidayah dariNya. Semoga Dia Yang Maha Dzat memberi RahmatNya , Dia adalah Maha Pemberi.

Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan saya yang lain. Wa afwa minkum wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.