Minggu, 12 Februari 2017
- 19.12
- Unknown
- kisah Islami
- No comments
Suatu malam seorang Raja bengis di Turkestan sedang mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorang sufi. Lalu sang Raja bertanya tentang Nabi Khidir .
''jika Khidir datang maka Tangkaplah jubahnya, maka segala pengetahuan akan menjadi milik Baginda.'' kata sufi
''Apakah itu bisa terjadi atas siapapun ?'' tanya baginda raja
''Ya, siapapun bisa,'' kata sufi.
''Siapa pula lebih bisa dariku ?'' pikir Sang Raja
Raja sangat ingin bertemu dengan Nabi Khidir. Apa yang diceritakan sang sufi membuat baginda ingin menangkap jubahnya agar memperoleh berbagai ilmu pengetahuan. Sang raja kemudian mengedarkan pengumuman yang berisi:
''Siapa yang bisa menghadirkan Khidir Yang Ghaib di hadapanku, akan kujadikan orang kaya.''
Kabar itu segera tersebar ke seluruh pelosok negeri. Seorang lelaki bernama Bakhtiar Baba mendengar pengumuman itu dan Bakhtiar pun menghadap raja, lalu memberi hormat dan berkata kepada Sang Raja.
''Hamba dapat menghadirkan Khidir, tetapi ada syaratnya'' kata Bakhtiar
''Apa syaratnya yang kau minta?'' Tanya sang Raja.
''Baginda harus memberi hamba seribu keping uang emas.'' jawab Bakhtiar
''Baiklah, Berapa lama kau dapat mencari Khidir?'' tanya raja
''Hamba akan mencari Khidir dalam waktu empat puluh hari.'' jawab Bakhtiar
''Kalau engkau bisa menemukan Khidir, Kau akan mendapat sepuluh ribu keping uang emas. Kalau gagal kau akan mati dipancung di tempat ini sebagai peringatan kepada siapapun yang akan mencoba mempermainkan aku.'' Kata sang raja
Sang raja memberikan seribu keping uang emas kepada Bakhtiar, ia pun pulang dan memberikan uang itu kepada istrinya. Pada hari kempat puluh ia menghadap raja.
''Yang mulia, Kerakusanmu telah menyebabkanmu berpikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Khidir. Tetapi Khidir, tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan.'' kata Bakhtiar
Raja sangat marah. mendengar apa yang di katakan oleh bakhtiar
''Kurang ajar, kau datang untuk mengorbankan nyawamu, Siapa pula kau ini, berani-beraninya mencampuri keinginanku?'' Bentak raja
Dengan tenang Bakhtiar berkata, ''Menurut dongeng, semua orang bisa bertemu Khidir. Tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. ''
''Cukup bualanmu itu ! Sebab aku tak akan memperpanjang hidupmu. Waktumu sudah habis ! kau hanya tinggal menungguku untuk meminta nasehat para menteriku tentang cara apa yang paling tepat untuk menghukummu.'' hardik raja.
Raja menoleh pada Menteri Pertama dan berkata,'' Bagaimana cara orang ini mati ?''
Menteri pertama menjawab, ''Panggang hidup-hidup, sebagai peringatan.''
Menteri kedua berkata, ''Potong-potong tubuhnya, pisah-pisakan anggota tubuhnya.''
Menteri ketiga berkata, ''Sediakan kebutuhan hidup orang ini, agar ia tidak lagi menipu demi kelangsungan hidup keluarganya.''
Tiba tiba seorang yang sudah sangat tua memasuki ruangan itu.
''Orang tua apa maksud kedatanganmu ?'' Tanya raja.
''Saya hanya ingin mengulas nasehat para menteri ini.'' Jawab orang tua itu.
''Apa maksudmu !'' tanya raja
''Maksudku, menteri pertama ini aslinya Tukang Roti, jadi ia berbicara tentang panggang-memanggang. Menteri kedua dulu adalah tukang daging, jadi ia bicara tentang potong-memotong dan Menteri ketiga, adalah orang yang telah mempelajari ilmu Kenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini.''
''Wahai raja, Catat dua hal ini. Pertama, Khidir muncul melayani setiap orang sesuai dengan kemampuan orang itu untuk memanfaatkan kedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang ini yang kuberi nama Baba karena pengorbanannya telah didesak oleh keputusaasaan untuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakin mendesak sehingga akupun muncul di depanmu.'' kara orang tua itu
Semua orang terkejut mendengar perkataan orang tua ini. Ketika orang-orang itu memperhatiannya dengan saksama, orang tua itu lenyap begitu saja. Raja sangat menyesal karena tidak sempat memanfaatkan saat pertemuan itu, karena orang itu tak lain adalah Nabi Khidir as.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar