Kali ini dakwah saya (lewat tulisan) sesuai judul artikel ini tersebut di atas, yaitu setentang kematian dan bagaimana sakit dan kedahsyatan sakarat maut serta bagaimana agar di akhir hayat kita mengucapkan tahlil.
Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami maut, sesuai Firman-Nya :
“Setiap jiwa itu pasti akan merasakan mati dan sesungguhnya akan dipenuhi segala pahala amalmu pada hari kiamat.” (QS : Ali Imran : 185)
· Dan sebuah Hadist dari Muadz ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa akhir lisannya mengucapkan Laa ilaaha illallaah, pasti masuk Syorga.” (HR. Imam Abu Daud dan Al-Hakim)
Saudaraku, hidup adalah bersatunya jasad dengan roh (nyawa), sementara mati ialah berpisahnya antara jasad dengan roh (nyawa) yaitu keluarnya nyawa dari jasad.
Sekarang apa sebenarnya pengertian nyawa (roh) itu ?
Menurut Imam Al-Ghozali roh (nyawa) itu ialah : “Suatu jenis (zat) halus yang bersumber dalam lubang-lubang hati manusia (hati jasmani) yang memancar keseluruh bagian anggota badan.Berjalannya roh dalam badan dan menyinari cahaya hidup mengenai perasaan, penglihatan, penciuman dan sebagainya atas anggota-anggotanya, menyerupai sinar cahaya dari lampu yang menerangi ke seluruh pelosok (penjuru) rumah. Dan hidup itu semisal cahaya yang berada dalam ruangan, sedangkan roh seumpama bergeraknya sinar lampu di seluruh penjuru rumah dengan gerakan yang menggerakkannya.” (Dikutip dari kitab Ihya ‘Ulumuddin, hal 3 Juz III)
· Sementara menurut pendapat Syekh Ismail Alhaqqi roh (nyawa) itu adalah : “Roh itu adalah zat halus yang meliputi seluruh tubuh (bersifat macro) dan yang menggerakkannya, tetapi tidak menempat dalam badan seperti menempatnya sesuatu aliran dalam suatu benda dan tidak berdampingan dengan sesuatu itu, melainkan roh itu berhubungan dengan tubuh adalah hubungan penguasaan.” ( Dikutip dari Tafsir Ruhul-bayan hal 113 Juz VIII )
Tetapi di dalam kitab Hadza Yaumuddin atau Inilah Hari Kiamat yang dikarang oleh : Moh. Abdai Rathomy diterangkan bahwa mengenai persoalan roh (nyawa) itu sampai kapan pun, pastitidak akan ada yang dapat menemukan keadaan dan sifat yang sebenarnya yakni yang bagaimana hakikatnya. Karena setentang roh (nyawa) itu memang urusan Allah SWT semata-mata,sebagaimana yang difirmankan-Nya :
“Orang-orang itu sama bertanya kepadamu hai Muhammad (dari hal roh). Katakanlah : Roh itu adalah termasuk perkara (urusan) Tuhan ku sendiri (yakni tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui hakekatnya) dan kamu sekalian itu tidak dikaruniai ilmu pengetahuan melainkan hanya sedikit saja.” (QS. Al-Isra : 85)
Artinya, itu bahwa dalam persoalan roh tidak akan mungkin kita (manusia) akan mengetahui atau akan dapat menemukan hakekat yang sebenarnya, sekalipun kita (manusia) akan bertekun mempelajarinya sampai beratus tahun, berabad-abad bahkan sampai beribu tahun sekalipun. Adapun yang kita (manusia) ketahui hanyalah sejak kapan tubuh manusia itu dikaruniai roh dan kapan pula roh itu dicabutnya (keluar dari tubuhnya).
· Mari kita perhatikan Hadist dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, bahwa bersabda Rasululllah SAW :
“Sesungguhnya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiannya dalam kandungan ibunya empat puluh hari (masih berwujud air mani), kemudian jadilah segumpal darah, selama empat puluh hari pula selanjutnya menjadi segumpal daging selama empat puluh hari pula. Seterusnya Allah SWT mengutus Malaikat, lalu meniupkan roh di dalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara yaitu : menuliskan ketetapan perihal rizkinya, ajalnya, amalnya serta menjadi orang celaka atau bahagia (sampai akhir hayat). (Hadist ini dikutip dari kitab Hadza Yaumuddin karya : Moh. Abdai Rathomy dan diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Dimasukannya roh ke dalam tubuh kita ketika kita masih berada dalam kandungan ibu tidak berasa, akan tetapi bila keluarnya dari tubuh kita, bukanlah peristiwa yang ringan atau menyenangkan, melainkan merupakan suatu peristiwa yang sangat dahsyat yang terasa sakit yang luar biasa belum pernah dialami orang selama hidupnya, kecuali hanya ketika keluarnya roh dari jasad itu, yaitu ketika mati.
· Di dalam sebuah Hadist Nabi digambarkan bagaimana rasa sakit ketika roh dicabut sebagai berikut :
“Sakitnya sakaratul maut itu kira-kira tiga ratus sakitnya pukulan pedang.” (HR. Ibnu Abid Dunya)
Tetapi sakitnya sakaratul maut yang sampai tiga ratus sakitnya pukulan pedang, itu berlaku dan hanya akan dirasakan oleh orang-orang kafir. Sedangkan bagi kaum Mukmin (Muslimin muslimah) keluarnya roh dari tubuh secara perlahan-lahan. Manakala seseorang dicabut nyawanya oleh Malaikat maut, di kanan kirinya terdapat dua Malaikat lain yang turut menungguinya. Ketika roh telah ditarik dan ia termasuk golongan orang berbahagia maka Malaikat Rahmat yang berada disebelah kanan (memanggilnya). Apabila termasuk golongan orang celaka maka Malaikat adzab (yang berada disebelah kiri) memanggilnya. Demikian diterangkan di dalam buku : Alam Kubur Dan Alam Barzakh. Oleh : Drs. Muhammad Anwar.
Sementara Imam Al-Ghozali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin halaman 445 Juz IV setentang sakitnya sakaratul maut menjelaskan sebagai berikut : “Ketahuilah ! Sesungguhnya sakitnya sakaratul maut itu tiada yang mengetahui akan hakekatnya melainkan hanya orang yang mengalaminya, bagi orang yang belum mengalaminya akan dapat juga mengetahuinya dengan memperbandingkan kepada perasaan sakit yang telah dia rasakan atau dengan memperhatikan keadaan penderitaan (gerak-gerik) orang yang sedang sakaratul maut. Adapun cara memperbandingkan ialah bahwa setiap anggota yang lumpuh tidak terasa sakit kalau dicubit atau luka, lain halnya dengan anggota yang sehat. Kalau anggota yang sehat dicubit atau luka maka terasa sakitnya. Jadi adanya perasaan sakit atau tidaknya itu karena adanya faktor roh dan dahsyat atau tidaknya perasaan itu tergantung kepada besar kecilnya atau dalam tidaknya luka itu. Adapun sakaratul maut, ialah dicabutnya roh dari seluruh tubuh, dari seluruh urat, seluruh daging, seluruh rambut, mulai dari telapak kaki hingga ke kepala dan hati, sudah pasti sakitnya itu merupakan penghabisan rasa sakit (sakit yang teramat sakit). Orang yang dipukul suka berteriak meminta tolong atau kadang-kadang berusaha untuk melawan atau lari bila ia tidak berani melawan, sebab ia masih mempunyai kekuatan tenaga dalam hati dan mulutnya. Adapun terputusnya suara dari orang yang sedang sakaratul maut dari berteriak meminta tolong padahal ia sedang merasakan sakit yang maha dahsyat, tiada lain karena rasa sakitnya itu sudah memenuhi dan menyeluruh ke setiap anggotanya bahkan ke hatinya dan akalnya pun sudah rusak (tidak sadar), sehingga lemahlah seluruh anggotanya dari berteriak atau meminta tolong.” ( Dikutip dari Kitab Ihya Ulumuddin. Oleh : Al-Ghozali )
· Imam Nawawi di dalam kitabnya NIHAYATUZ-ZEN menerangkan : “Dan bahwasanya sakit sakaratul maut itu akan lebih terasa sakit lagi dengan mengingat kepada keluarganya, anak istrinya yang dicintainya, rumah tangga dan harta bendanya yang disayanginya yang kesemuanya itu akan ditinggalkan untuk selama-lamanya. Orang yang sedang sekarat itu rohnya berangsur-angsur dicabut, mulai dari telapak kakinya lalu ke kakinya, badannya, tangannya dan seterusnya. Bilamana kakinya sudah tidak bernyawa lagi, bila dipegang terasa dingin dan kulitnya berubah menjadi pucat pias. Dan bilamana roh itu hanya tinggal pada dada dan tenggorokannya, rupanya pun berubah menjadi kehitam-hitaman.
Perasaan sakitnya itu timbul dari dalam dan luar badannya, sehingga kedua biji matanya membelalak naik ke atas kelopaknya, kedua bibirnya menciut, lidah mengkerut ke dalam, kedua biji kelaminnya naik dan jari tangannya ke hijau-hijauan. Dan bilamana roh itu tinggal pada tenggorokannya, lenyaplah pandangaannya dari dunia ini, lupa kepada keluarganya, hartanya dan handai taulannya. Pendeknya sudah tidak sadarkan diri. Maka pada waktu itu ditutuplah pintu tobatnya kepada Allah SWT dan dia akan dikerumuni oleh syetan-syetan yang menggodanya agar ia mati kafir, tidak membawa iman dan islamnya. Syetan-syetan itu adakalanya datang dengan merupakan orang tuanya atau saudara-saudaranya atau handai tolannya yang sudah mati, lalau mengajaknya agar ia mati di luar keislaman, seperti misalnya mengatakan : “Wahai Fulan ! Kau sekarang akan mati, bila kau ingin berbahagia seperti kami, kau harus meninggalkan agama Islam, sebab agama Islam itu sesat. ” Dan atau dengan kata-kata lainnya yang menimbulkan kekufuran. Bila orang yang sakaratul maut itu mengiyakan kata-kata (ajakan) syetan itu walaupun hanya dengan hatinya, matilah ia dalam keadaan murtad. Kalau ia menolak godaan itu, lalu ia akan didatangi oleh Malaikat Jibril yang mengusir syetan-syetan itu dan menggembirakan dia bahwa dia akan dimasukkan ke syurga, serta dibukakan baginya pintu-pintu Syorga setelah diperlihatkan dahulu kepadanya pintu-pintu Neraka, sehingga ia mati dalam keadaan gembira.” (Demikian diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Nihayatuz-Zen hal. 146)
· Setelah kita mengetahui bagaimana kedahsyatan sakaratul maut itu, pantaslah kalau Nabi Muhammad SAW pernah berdo’a :
“Wahai Allah ! Mudahkanlah sakaratul maut bagi Muhammad.” Di dalam kitab suci Al-Qur’an, setentang sakaratul maut, Allah SWT berfirman :
· Rasulullah SAW bersabda :
“Masih diterima tobatnya hamba selama belum sakaratul maut.” (HR. Turmudzi dan Ibnu Hiban)
· Rasulullah SAW bersabda :
“Mati itu menjadi penebus dosa bagi orang muslim.” (HR. Abu Naim dan Baihaqi)
· Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya semudah-mudahnya mati, ialah seukuran memasukkan kayu berduri ke dalam bulu biri-biri. Tidak akan keluar kayu itu dari bulu biri-biri kecuali beserta bulu itu.”
· Dan Rasulullah SAW bersabda :
“Mati mendadak, menjadikan kesenangan bagi orang Mukmin dan kesusahan bagi orang yang durhaka.” ( Kedua Hadist tersebut di atas dikutip dari buku : Ada Apa Setelah Mati. Oleh : H. Moh. Anwar )
Saudaraku, di dalam kitab suci Al-Qur’an ditegaskan bahwa syetan merupakan musuh yang nyata bagi manusia. Syetan telah bersumpah akan menggoda dan mengganggu anak keturunan Adam. Maka, hingga Kiamat kelak pekerjaan syetan-syetan selalu dan selalu menggoda, menghasud, menjerumuskan anak cucu Adam serta membujuknya untuk mendurhakai Allah. Menjadikan manusia saling bermusuhan dan kufur kepada Allah adalah tujuan akhir syetan. Terlebih ketika seseorang dalam keadaan sakaratul maut, dengan gigih syetan berusaha agar ia (manusia) melepaskan iman islamnya.
· Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208)
Firman Allah SWT :
· Dan Firman-Nya :
“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (QS. Al-Baqarah : 268)
· Kemudian Firman-Nya :
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syetan ketika dia berkata kepada manusia : “Kafirlah kamu.” (QS. Al-Hasyr : 16)
· Di dalam sebuat Hadist dari Aisyah ra, ketika Rasulullah SAW sendiri sudah didatangi oleh kematian diceritakan :
“Sesungguhnya beliau (Nabi SAW) itu mempunyai segelas air ketika hendak meninggal dunia. Beliau (Nabi SAW) lalu memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian mengusap wajahnya dengan air itu dan berkata : “Ya Allah, semoga Tuhan mempermudahkan kepada saya terhadap sakaratul maut ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku, di dalam kitab TADZKIRAH karangan : Al-Qurthubi dan juga kitab KASYFU ‘ULUMIL AKHIRAH karangan Imam Al-Ghazali dijelaskan bahwa syetan sengaja merusak iman seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut dengan cara mengumpulkan teman-temannya untuk merayu, menggoda, membujuk dan menghasutnya dengan berbagai cara. Intinya, syetan menghendaki seseorang mati di dalam keadaan kafir, musyrik, dan durhaka kepada Allah SWT. Maka apabila seseorang tidak kuat iman pasti termakan hasutannya, sehingga mati dalam keadaan su’ul khotimah.
· Perhatikan Firman-Firman Allah SWT ini :
“Syetan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syetan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syetan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-Mujadilah : 19)
· Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar menghadapi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk.” (QS. Zuhruf : 37)
· Firman Allah SWT :
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis)manusia dan (dari jenis) Jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am : 112)
· Firman Allah SWT :
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syetan ketika dia berkata kepada manusia : “Kafirlah kamu.”, maka tatkala manusia telah kafir ia berkata : “Sesungguhnya aku berlepar diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Hasyr : 16)
· Saudaraku, dengan segala tipu dayanya syetan (Iblis) senantiasa berusaha menyesatkan dan menjerumuskan manusia, sesuai Firman-Nya :
“Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syetan kepada mereka, melainkan tipuan belaka.” (QS. Al-Isra’ : 64)
· Syetan (Iblis) memang telah bersumpah hendak menggoda dan menyesatkan, mengganggu, menghasut siapa saja (manusia) kapan saja serta dimana saja dengan tujuan membalikkan keadaan manusia dari makhluk paling mulia menjadi makhluk paling hina yaitu dari iman dan takwa menjadi kufur dan murtad terhadap Allah SWT.
· Perhatikan sumpah Syetan (Iblis) :
“Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan dari sebelah kiri mereka.” (QS. Al-A’raf : 16 – 17)
· Tetapi apabila kita istiqomah dan tetap (terus) meningkatkan takwa dan keimanan kita kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah serta beramal shaleh. Insya Allah kita mampu membentengi diri dan menolak ajakan jahat syetan dan insya Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan (selamat) dunia akhirat dan apabila mati (meninggal) dalam keadaan husnul khotimah, sesuai Firman-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Al-Imran : 102)
Saudaraku sesama muslim (muslimah). Akhir dari tulisan (artikel) religius ini, ingin saya sampaikan sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Hakim setentang orang yang mati su’ul khatimah dan yang khusnul khatimah seperti berikut :
· “Harus kamu perhatikan mayat itu pada 3 (tiga) hal, yaitu :
· Bila tepi dahinya berkeringat, kedua matanya berair dan kedua bibirnya kering, itulah tanda rahmat Allah telah jatuh kepadanya.
· Bila ia berdengkur (ngorok) seperti berdengkurnya orang yang dicekik lehernya, kulitnya kemerah-merahan dan kedua bibirnya mengkerut, itulah tanda siksa Allah telah jatuh kepadanya.” (HR. Turmudzi dan Hakim)
Oleh karena itu, apabila seseorang sedang dalam keadaan sakit (apalagi sakit keras) sebaiknya ia senantiasa memusatkan ingatannya hanya kepada Allah SWT dan yang terpenting senantiasa memohon ampunan-Nya, senantiasa memohon rahmat-Nya, senantiasa memohon keridhoan-Nya, serta senantiasa berbaik sangka kehadirat Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam akan segala kemurahan-Nya, akan ke Maha Pengasih dan Penyayang-Nya yang tiada terhingga. Semakin seseorang merasa ia semakin merasa sakit hendaknya semakin fana kepada Allah agar ia dilindungi-Nya dari godaan syetan dan agar ia mati sambil membawa iman Islam serta mencintaiAllah yang akan ditemuinya dan pada akhir hayatnya dapat mengucapkan kalimat tauhid (Syahadatain atau tahlil). Sesuai Hadist Nabi SAW ditegaskan bahwa barang siapa pada akhir hayatnya sanggup mengucapkan : Laa ilaaha illallaah dijamin masuk Syurga. Tetapi saudaraku, tidak semua orang mampu, tidak sembarangan orang sanggup di akhir hayatnya mengucapkan kalimat tauhid itu. Semua itu tergantung kepada kebiasaan selama hidupnya, disamping orang itu benar-benar memang dikehendaki Allah lantaran kokohnya iman serta banyaknya tabungan amal shaleh yang dikumpulkannya.
· Perhatikan Firman Allah SWT :
Artinya :
“Alangkah Dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang dzalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) : Keluarkanlah nyawamu, dihari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Nya.” (QS. Al-An’am : 93)
· Sekedar mengingatkan, penulis menyampaikan Firman Allah SWT setentang keadaan orang-orang beriman dan orang-orang kafir di akhirat kelak. Allah SWT berfirman :
Artinya :
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api (neraka). Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala merka.” (QS. AL-Hajji : 19)
Sampai disini saya akhiri tulisan (artikel) religius ini. Saya yakin, haqul yakin dengan dukungan sidang pembaca, artikel religius ini yang diniatkan sebagai sarana syiar dakwah akan kian dapat tersebar luaskan. Terima kasih atas segala perhatian, jumpa lagi insya Allah kita pada tulisan saya tentu saja dengan judul dan materi dakwah yang lain. Wabillahi taufik wal hidayah wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar