Minggu, 29 Januari 2017


Disebutkan, bahwa suatu saat kelak seluruh umat manusia akan dikumpulkan pada waktu yang sama dan pada tempat yang sama. Seluruh yang bernyawa yang pernah ada di atas muka bumi ini akan bangkit, Pada saat itu seluruh manusia berada dalam kepanikan yang luar biasa.
Ketika sangkakala kedua ditiup, permukaan bumi rata, tak terlihat dataran yang lebh tinggi atau pun lebih rendah. Kemudian seluruh yang bernyawa bangkit, seluruh umat manusa yang pernah ada keluar dari perut bumi.
Pada saat itu terjadi kepanikan yang luar biasa. Manusia berlari-larian. Mereka berjumpa dengan orang-orang yang dikenalnya, mereka berjumpa dengan orang tuanya, kaum kerabat dan sahabat-sahabatnya, tapi mereka tidak saling bertegur sapa. Masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri. Pada hari itu, tidak ada lagi pertalan persaudaraan.
Manusa berlarian mencari tempat-tempat perlindungan, Apa yang dipercaya mempunyai kekuatan yang mampu menolongnya selama hidup di dunia, apa yang mereka pegang dan apa yang mereka sembah akan dicari untuk mendapatkan perlindungan dari hiruk pikuknya Padang Mahsyar.
Manusia yang dalam kehidupannya di dunia tidak mengakui atau memercayai akan adanya hari akhir, akan kebingungan luar basa. Mereka berkata, "Bukankah ini donggeng orang-orang terdahulu? Mengapa kita mengalaminya?" Mereka akan terus berharap agar dirinya dan keluarganya, serta orang-orang yang mereka kenal bisa kembali lagi ke dunia.
Beberapa saat kemudian, dari seluruh penjuru-penjuru langit malaikat bermunculan. Dan pada hari itu langit pecah serta mengeluarkan kabut. Kemudian para malaikat diturunkan bergelombang. Di atas pundak mereka Arshyi (Singasana Tuhan), Arshyi itu bertingkat-tingkat seperti tangga, lalu Malakat Jibrl menaiki tingkat-tingkat Arshyi itu selama satu hari waktu akhirat, atau sama dengan lima ribu tahun waktu dunia.
Sementara itu pula manusia menunggu, Ya seluruh makhluk menunggu. Mereka semuanya bagaikan butiran pasir di hamparan padang gersang yang tandus. Lalu sebagan manusia, jin, dan serta segala sesuatu makhluk yang dituhankan, akan saling berpegangan tangan, mereka membentuk kekuatan-kekuatan untuk saling melndungi.
Kemudian Tuhan menampakan neraka, dan azab yang pedih tiada terperi pun diperlihatkan kepada seluruh makhluk. Maka seketika itu berlepasanlah mereka yang berpegangan. Detikitu juga semua mereka sadar, tidak ada kekuatan yang dapat mereka andalkan untuk menghadapi azab neraka yang pedih. Yang dipegang akan bekata, "Apa kamu pikir aku mampu menolongmu?". Sedangkan yang ingin berpegang akan berkata, "Aku tak mungkin berlindung padamu."
Di padang mahsyar orang yang mula-mula berusaha mencapai Allah ialah nabi Ibrahaim AS. Baginda bergantung dengan asap Arshyi yang naik lalu menyeru, "Tuhanku dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.
"Allah Taala berfirman," Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat kekasih mengazab kekasihnya?"
Lalu, nabi Musa AS datang. Baginda bergantung dengan asap Arshyi yang naik lalu menyeru, "KalamMu ,,, aku tidak meminta kepada-Mu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari kacau balau jahanam!"
Isa AS datang di dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan Arshyi lalu menyeru," Tuhanku ... Penguasaku ... Pencipta! Isa roh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau balau Jahanam!"
Suara jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru, "Tuhanku ... Penguasaku ... dan Penghuluku! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dari-Mu!"
Ketika itu juga, neraka jahanam berseru, "Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?"
Neraka yang lain pula berseru, " Wahai Tuhanku ... Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari siksaanya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyiksaanku, dan azabku! Sesusngguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak sabar dengan penyiksaan."
Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di sebelah kiri Arshyi. Neraka pun sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Taala berfirman, "Dimana Matahari?" Maka, matahari dibawa menghadap Allah Taala. Matahari pun berhenti di hadapan Allah Taala.
Allah Taala berfirman kepada matahari, "Kamu! Kamu telah memerintahakan hamba-Ku untuk sujud kepada kamu?"
Matahari menjawab, "Tuhanku! Maha Suci diri-Mu Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?"
Allah Taala berfirman,"Aku percaya padamu!". Allah Taala menambahkan cahaya dan kepanasan sebanyak 70 kali ganda. Matahari telah dihampirkan dengan kepala makhluk. Peluh manusia pun bertetesan sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggelegak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka pun menjadi seperti jalan yang sempit.
Air mata segenap manusia mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat.
Nabi Muhammad SAW lebih lebih lagi kesedihannya. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sesekali, Baginda sujud di hadapan Arshyi, dan sekali lagi Baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya.
Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisan Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata,"Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu mengambil beban berat, akan perihal keadaan umatnya.
ALLAHUMA SHALLIALLA SAYYIDINA MUHAMMAD WAALAALIHISAYYIDINA MUHAMMAD mari kita perbanyak Shalawat untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. semoga kita mendapatkan syafaat nya di hari kiamat kelak.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.