Minggu, 29 Januari 2017

Sudahkah Anda mendengar cerita mengenai bumi dan langit yang menangis selama 40 hari penuh? Ternyata, inilah penyebab bumi dan langit menangis selama 40 hari yang perlu diketahui. Simak kisahnya di bawah ini untuk menjawab rasa penasaran Anda dan mendapatkan pelajaran hidup darinya.

Inilah Penyebab Bumi dan Langit Menangis Selama 40 Hari

Ada sebuah kisah yang berhubungan dengan penyebab bumi dan langit ikut menangis bahwa suatu hari, Abdullah didatangi oleh seorang tamu lelaki. Dalam kunjungannya laki-laki tersebut bertanya mengenai pendapat Abdullah terhadap satu firman Allah SWT yang spesifik. Firman itu berisi bahwa langit dan bumi tak menangisi mereka serta mereka pun tak diberi tangguh. Pertanyaan selanjutnya oleh lelaki tersebut adalah apakah mungkin langit dan bumi menangisi kematian seseorang. Abdullah menjawab bahwa hal itu mungkin adanya. Sesungguhnya setiap orang memiliki pintu di langit atas sana. Melalui pintu bersangkutan lah rezeki seseorang akan turun serta amal perbuatan orang tersebut akan naik. Yang menakjubkan lagi, pintu orang tersebut akan tetap terbuka sampai hari ia wafat pun tiba. Jika seorang mukmin meninggal dunia maka pintu bersangkutan itu akan ditutup. Kemudian, saat ditutup itulah langit merasakan kehilangan. Hal tersebutlah yang membuat hujan turun setelah kematian seseorang.

Tak berhenti di situ, ternyata ada juga bagian bumi lainnya yang mengalami hal serupa sehingga lagi-lagi jamrud bumi dan langit menangis. Di seluruh tempat dimana orang tersebut pernah melakukan dzikir atau menunaikan shalat akan turun hujan karena langit menangisi kepergian orang tersebut, pasalnya bumi merasa kehilangan, orang yang senantiasa berdoa di atasnya berkurang karena kematian. Abdullah menambahkan lagi mengenai firman Allah ini bahwa kaum Fir’aun tidak meninggalkan jejak-jejak yang baik semenjak masa hidup mereka di bumi. Oleh karena itu saat salah satu di antara mereka meninggal dunia, langit sama sekali tak menangis dan cuaca bumi senantiasa cerah. Dari situ saja kita langsung tahu bahwa orang yang meninggal dunia kemudian turun hujan berarti orang tersebut selama hidupnya telah meninggalkan jejak-jejak baik dan mulia.

Imam Mujahid ikut menambahkan informasi mengenai pernyataan Abdullah ini yaitu langit sangat mungkin menangisi kematian mukmin sampai 40 hari lamanya. Memang terdengar sangat lama, akan tetapi hal tersebut menunjukkan kemuliaan mukmin tersebut selama hidup di dunia yang luar biasa. Apakah ada di antara kita yang merasa heran mengapa tidakbumi dan langit sama-sama menangisuntuk orang-orang yang bersujud pada Allah dengan teriakan dan mengumandangkan namanya kencang-kencang, ditambah lagi tasbih dan takbir orang tersebut terdengar seperti suara lebah? Hal ini ditanyakan sendiri oleh Abdullah secara retoris dan membiarkan manusia terutama umat Muslim menjawabnya dalam pikiran masing-masing. 

Terkadang, sesuatu yang besar diawali oleh hal-hal kecil. Contohnya saja kematian seseorang yang diikuti oleh hujan sesungguhnya disebabkan ketaatan orang tersebut dalam menunaikan shalat maupun berdzikir saat masih hidup di dunia. Sayangnya, hal-hal kecil yang sangat mudah dilakukan tersebut serta tidak memakan banyak waktu seseorang masih sering disepelekan oleh banyak orang. Oleh karena itu, hiduplah sedemikian rupa sampai saat kita meninggal kelak, langit dan bumi akan menangis bersama para kerabat kita. Jadikan hal tersebut pemikiran saat kita merasa malas menunaikan sholat atau melaksanakan dzikir. Semoga artikel mengenai inilah penyebab bumi dan langit menangis selama 40 hari bisa bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.