Senin, 30 Januari 2017

Hasil gambar untuk berjima
“Janganlah sekali-kali ada seorang di antara kalian yang bersenggama dengan istrinya sebagaimana yang dilakukan oleh hewan. sebaiknya, di antara keduanya menggunakan suatu perantara.”

Sebagaimana hadits di atas, bagi suami istri yang hendak berjima’ hendaklah menggunakan ‘suatu perantara’. ‘Suatu perkara’ yang dimaksud yaitu bersenda gurau sebelum berjima’. Bersenda gurau seperti apa? contohnya seperti bermesraan, memegang-megang bagian tubuh suami atau istri, mencium istri, dan berbincang-bincang dengan perkataan yang indah-indah. Sebagaimana jawaban Rasulullah atas pertanyaan yang berkaitan dengan hadits di atas. “Apa yang dimaksud dengan perantara itu?” Nabi menjawab, “Yaitu mencium, dan berbicara dengan bahasa yang indah-indah.”

Apa tujuan bersenda gurau sebelum berjima’?

Tujuannya yaitu untuk meningkatkan rasa cinta kasih dan sayang diantara suami istri sehingga menciptakan rasa saling memiliki dan menghargai. Selain itu, bersenda gurau sebelum berjima’ juga mengalirkan banyak pahala bagi keduanya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memegang tangan istri dan kemudian merayunya, maka Allah swt akan menulis baginya satu kebaikan dan melebur satu kejelekan serta mengangkat satu derajat baginya. Apabila merangkulnya, maka Allah akan menulis baginya sepuluh kebaikan dan akan melebur sepuluh kejelekan serta mengangkat sepuluh derajat baginya. Apabila menciumnya maka Allah akan menulis baginya dua puluh kebaikan dan meleburnya dua puluh kejelekan serta mengangkat dua puluh derajat baginya. Kemudian apabila bersenggama besertanya, maka hal itu lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”

Keutamaan lainnya tertera dalam sebuah hadits Nabi saw: “Barang siapa bermain cinta bersama istrinya, maka Allah akan menulis baginya dua puluh kebaikan dan melebur dua puluh kejelekan. Apabila memegang istrinya maka Allah akan menulis baginya empat puluh kebaikan dan melebur empat puluh kejelekan. apabila mencium istrinya maka Allah akan menulis baginya enam puluh kebaikan dan melebur enam puluh kejelekan. kemudian apabila ia bersenggama dengan istrinya, maka Allah swt akan memanggil para malaikat dan berfirman, ‘Lihatlah oleh kalian hamba-Ku yang sedang mandi karena takut kepada-Ku, bahkan Aku telah memberi ampunan kepadanya. Maka tidak ada air yang mengalir membasahi satu helai rambut pun, kecuali Allah swt menulis kepadanya satu kebaikan pada setiap rambut.”

Subhanallah, begitu istimewa keutamaan  suami yang bercinta dengan istrinya. Maka dari itu, bersenang-senanglah dengan diniatkan ibadah kepada Allah swt. Utamakanlah berseda gurau dengan istri sebelum berjima’, karena akan mendatangkan banyak pahala dan untuk memancing birahi seorang wanita agar mendapatkan kenikmatan yang indah pada saat berjima’.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

INFO

SAYA MEMBUAT BLOG INI UNTUK MENAMBAH WAWASAN DAN ILMU PENGHETAHUAN TENTANG ISLAM . BAHWA ILMU INI SANGATLAH PENTING UNTUK KALIAN SEMUA DENGAN ILMU INI KALIAN AKAN MENDAPATKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

Followers

Popular Posts

MAKNA ALLAH SWT

Makna ”Allah SWT”:
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa makna ”Allah SWT” adalah: Allah (Tuhan) yang Mahasuci dan Mahatinggi.

Sebenarnya, SWT (Subhanahu wa Ta’ala) bukan satu-satunya lafaz yang disertakan oleh ummat Islam setelah lafaz ”Allah”. Masih banyak lagi lafaz-lafaz lain, antara lain:
- ’Azza wa Jalla => Allah ’Azza wa Jalla
- Jalla Jalaluh => Allah Jalla Jalaluh
- Tabaroka wa Ta’ala => Allah Tabaroka wa Ta’ala

Semua lafaz tersebut adalah sifat-sifat kemuliaan dan keagungan Allah SWT.

Perlu diperhatikan, meski pun secara bahasa lafaz ”Allah” berarti ”Tuhan”, sebagai seorang muslim kita harus tetap meyakini bahwa ”Allah” adalah nama bagi ”Zat” Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Sebab Al-Qur’an sendiri – yang notabenenya wahyu Tuhan – menegaskan bahwa ”Allah” adalah nama bagi Tuhan Pencipta dan Penguasa jagad raya ini. Demikian juga dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw.

Wallahu a’lam.