27 januari 2016 Syafaat Rosulullah Saw
Sahabat dunia islam, mungkin kita sering
kali mendengar kata sambutan di awal pidato atau saat memulai pengajian dengan
kata “ semoga kita mendapat Syafaat dari baginda Rasullullah SAW kelak di hari
kiamat”.
Ini adalah sekelumit “kisah Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada
Ummatnya di Hari Kiamat ”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari
kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam
kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang
pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari
mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang
mereka tidak kuasa menahannya.
Lalu di antara mereka ada yang berkata,
“Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari
orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak
kalian adalah Adam AS.”
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu
berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan
tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk
bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ti kami
kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku
pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan
tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku
untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi
diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS
dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan
Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan
syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat
apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap
Rabb-mu?”
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku
pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini
sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya
doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi,
pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”
Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan
berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk
bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa
kami?”
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya
Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti
ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya
aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku,
pergilah kalian kepada Musa AS!”
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan
berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan
kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia.
Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku
pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini
sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan
sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk
membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian
kepada Isa AS!”
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan
berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang
dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara
kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada
Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku
pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini
sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah
kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW,
dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi.
Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah
kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju
bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan
kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang
tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah
SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah,
niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya
dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai
Rabb-ku!”
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya,
“Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu
sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak
bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu
surga.”
***
Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga
menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan
jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama
kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam.
Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu..
Itulah sekelumit kisah masa depan ketika
hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya.
Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan
salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. (hudzaifah)
Maraji’
: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim.
0 komentar:
Posting Komentar